Nama Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi (Purn) Dr. H. Bambang Usadi, MM tak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat. Ya, Bambang Usadi merupakan putra asli daerah Jawa Barat, kelahiran Cicadas, Kota Bandung tanggal 19 Oktober 1959. Ayahnya merupakan seorang guru, dan ibunya seorang pegawai Pos dan Giro. Bambang dibesarkan, dididik dan disekolahkan di Bandung dari SD hingga Perguruan Tinggi, di Bandung.
Sedangkan karirnya di Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) diawali dengan mengikuti pendidikan di AKABRI bagian Kepolisian Semarang pada tahun 1980 hingga selesai tahun 1984 dan dikukuhkan sebagai Perwira Pertama dari Polri yang waktu itu masih menjadi bagian dari ABRI.
Setelah 5 tahun menjalani berbagai penugasan di Polri, Bambang Usadi kembali menempuh pendidikan S1 Kepolisian di PTIK Jakarta pada tahun 1989 hingga selesai tahun 1991, kemudian setelah bertugas melanjutkan lagi ke pendidikan Sekolah Pimpinan Polisi (Sespimpol) selesai tahun 2001 dan akhirnya menyelesaikan pendidikan SESPIMTI (Sekolah Pimpinan Tinggi) Polri pada tahun 2008. Sementara pendidikan S2 dan S3nya di luar pendidikan di Polri diambil pada saat beliau berada di Surabaya.
Usai pensiun, Bambang dipercaya dalam beberapa jabatan, termasuk aktif di PP Polri, menjadi staf ahll Pj Gubernur Jabar Komjen Pol Drs. Mohammad Iriawan,SH, MM, MH, saat itu, dan menjalani profesi advokat di Jagratara Law Firm (JLF).
Seiring sejalan dengan masa-masa pengabdian Dr.H. Bambang Usadi, MM selama di Kepolisian kepada Bangsa dan Negara hingga masa purna bhakti beliau, berbagai tanda jasa telah beliau terima, di antaranya: Satyalencana Seroja Aju Ulang ke-2 tahun1989, Karya Bhakti (1988), Kesetiaan 8 tahun (1992), GOM IX (1996), Santi Dharma Konga XIV/B (1997), IPTF UN Mbih Medal (Bosnia I) tahun 1997, Kesetiaan 16 tahun (2001), Widya Sistha (2001), Satria Tamtama (2003), Dharma Nusa (2004), Kesetiaan 24 tahun (2007), Bhayangkara Narariya (2007), UN Medal PBB, Pengabdian XXXII Tahun dan Satyalancana Bhakti Purna (2017).
Tahun lalu, dia pun memasuki purna bhakti. Dan setelah puluhan tahun mengabdikan diri untuk negeri sebagai anggota Polri, Bambang Usadi kini berniat mengabdi untuk rakyat Indonesia dengan maju menjadi calon legislatif (caleg) DPR RI untuk Dapil Jabar II (Kab. Bandung-Kabupaten Bandung Barat). Dia maju dari Partai NasDem dengan nomor urut 7.
“Sebenarnya terjun ke dunia politik ini bukan cita-cita saya, namun menjadi panggilan hati nurani untuk merubah perpolitikan Indonesia, sesuai dengan proyek restorasi politik, salah satunya seni kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan politik,” ujar Bambang saat dibuhungi lewat telepon selulernya, Jumat (29/3/2019).
Majunya Bambang sebagai calon wakil rakyat tentu tanpa ‘tangan kosong’, ia sudah memikirkan secara matang progres apa yang akan dilakukan jika terpilih nanti, yang tentunya demi kesejahteraan rakyat. Bahkan, visi-misi serta programnya itu telah ia aplikasikan menjadi 7N, yaitu Nyunda, Nyantri, Nyakola, Nyantika, Nyongcolang, Nyeni dan Nyampak.
“Nyunda: Orang Sunda tidak boleh melupakan adat istiadat budaya Sunda, yang khas dengan penampilan, perilaku dan tata bicara sebagai orang Sunda. Nyantri: Orang Sunda memiliki tingkat religiusitas atau kesadaran keagamaan yang tinggi. Nyakola: Orang Sunda rata-rata merupakan kalangan terdidik atau sekurang-kurangnya sadar akan pentingnya pendidikan. Nyantika: Orang Sunda menjunjung tinggi etika, sopan santun dan tata krama. Nyongcolang (bersinar): Orang Sunda dikenal menonjol dalam berbagai bidang kehidupan dan memiliki kreativitas yang tinggi. Nyeni: Orang Sunda lazimnya memiliki cita rasa seni dan daya kreativitas yang tinggi, dan Nyampak: Orang Sunda harus berorientasi dan memproyeksikan diri menjadi orang sukses dan mapan ekonominya,” jelas Bambang.
Makna yang terkandung dalam 7N yang disebutkan tadi, kata dia, baru intisarinya saja. Makna dan tujuan 7N akan dikembangkan serta diperluas sebagai amunisi memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
“Dalam 7N itu, terkandung bagaimana kita akan memperjuangkan hak rakyat. Seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain sebagainya. Jika saat ini telah bergulir wajib belajar 12 tahun, maka nanti kita dorong wajib belajar 14 tahun secara gratis. Kemudian di bidang kesehatan, kita akan memperjuangkan hak rakyat, jangan sampai dipilah. Dan ekonomi, kita akan dorong kemandirian masyarakat. Ya intinya banyak sekali agenda yang harus kita kerjakan,” ungkapnya.
Menurut dia, perkembangan zaman, termasuk keberadaan digital dewasa ini juga menjadi ‘olahan’ dirinya dalam upaya kesejahteraan rakyat. Ia menyebutkan, Indonesia perlahan mulai menuju ekosistem digital di Asia Tenggara, seiring dengan pertumbuhan bisnis e-commerce yang mencapai rata-rata 17% selama lima tahun terakhir.
“Seberanya ini sudah banyak dibahas ya. Bisnis rintisan yang berbasis teknologi atau start-up di Indonesia kita ketahui kini berkembang pesat. Bahkan, beberapa di antaranya termasuk dalam jajaran ‘unicorn’, yakni start up dengan valuasi di atas US$1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun,” jelasnya.
Bambang mengatakan, pangsa pasar Indonesia yang besar (berdasarkan jumlah penduduk, di bawah Cina dan India) menjadikan Indonesia pasar yang menjanjikan di kawasan regional.
“Kita nomor satu dari sisi market opportunity dan dari sisi pemainnya kita juga cukup menjanjikan, ada empat unicorn yang bisa kita dorong dari sana, dan ini harus berdampak bagi masyarakat luas. Kemudian saya, akan berupaya memberikan dampak bagus itu untuk masyarakat Kabupaten Bandung-Kabupaten Bandung Barat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Unicorn merupakan istilah yang sangat familiar di dunia perusahaan rintisan atau startup. Istilah unicorn digunakan untuk mendeskripsikan perusahaan privat yang telah mengantongi valuasi lebih dari US$1 miliar.
“Jadi tidak bisa dipungkiri, bahwa ekonomi masa depan kita adalah berbasis digital, atau digital economy yang memberikan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan efektivitas yang jauh lebih tinggi,” kata dia.
Terakhir dalam wawancaranya, ia meminta doa, restu serta dukungan dalam pencalonannya tersebut. Dia bertekad dan benar-benar berambisi untuk menampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat untuk membawa perubahan dan kesejahteraan bagi rakyat.
“Sudah saatnya kita membuka mata dan telinga. Indonesia, Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung-Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi besar yang belum termanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan bersama. Semoga saya bisa dipercaya rakyat demi cita-cita saya, misi saya membawa rakyat lebih sejahtera,” pungkasnya.
Bon