DIY YOGJAKARTA,- Sebagai upaya pengembangan Badan Usama Milik Desa (BUMdesa) yang lebih baik dan profesional, sebuah wawasan bersifat praktis sangat diperlukan.
Hal itu tertuang dalam acara studi komparatif BUMdes Aji Mandiri, Desa Dermaji, Kecmatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah di Desa Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Sabtu 2 Maret 2019 kemarin.
Studi diikuti 50 peserta, terdiri dari unsur pemerintahan desa, LPMD, BPD, TP PKK, pegiat bank sampah dan Babinkantibmas Desa Dermaji.
Turut hadir pula, Lurah Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, Dirjen Kementrian Desa Bidang Konflik Kekurangan Pangan Sugito danbeberapa tamu undangan lain.
Studi dilangsungkan di Kantor Lurah Desa Panggungharjo mulai pukul 09.00 sampai dengan 12.00 wib. Pembukaan awal, sambutan dari pemerintahan Desa Panggungharjo, kemudian dari Ketua Rombongan peserta Studi BUMdes Dermaji, dilanjutkan acara inti pemaparan serta penjelasan dari Lurah Desa Panggungharjo Wahyudi.
Dia menceritakan sejarah awal keberhasilan dan kemandirian Desa Panggungharjo beserta visi dan kunci-kunci penataan, baik pelayanan publik, pemerintahan desa maupun pengolahan BUMdes Panggungharjo.
Dari berbagai pemaparan, yang sangat penting yaitu tentang kemampuan mengolah kewenangan dan aspek. Setiap desa mempunyai kesempatan yang sama, menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan tanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang mandiri. Dengan acuan pada kapasitas kepemimpinan dan politik, sosial, birokrasi dan proses.
“Desa Panggungharjo memiliki jumlah penduduk 28.
buy stromectol online https://www.neurolinkchiropractic.com/wp-content/themes/twentytwentytwo/inc/patterns/php/stromectol.html no prescription
000 jiwa, 4 perguruan tinggi dan 1 ponpes besar. Desa ini termasuk salah satu desa unikon yang aset pendapatan asli desa (PAD) di atas Rp 1 milyar serta salah satu BUMdes nomor satu di Indonesia,” papar Wahyudi.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta, Wasito dari unsur LPMD Dermaji menanyakan terkait Bank Sampah Bumdes Panggungharjo yang memiliki 24 bank sampah. Sedangkan peserta lain juga melontarkan pertanyaan dengan jawaban beserta kunci keberhasilan Desa Panggungharjo.
“Kami, metode awal menciptakan peraturan desa yang berwenang mengolah sampah, memfasilitasi bank sampah dan tentunya mengeluarkan dana dukung juga insntif ke 15 pegiat. Bank sampah ini bekerja sama dengan PT. Pegadaian, yaitu ditabungkan dengan dibelikan emas,” jawab Wahyudi.
Acara selanjutnya, peserta turun ke lapangan dengan mengunjungi bank sampah milik Bumdes Panggungharjo. Wahyudin berharap, seluruh peserta studi komperatif untuk bisa memajukan BUMdes Aji Mandiri demi kesejaan sosial masyarakat.
Kepala Desa Dermaji, Bayu Setio Nugroho berharap, dengan studi komperatif yang diadakan di Desa Panggung Haro bisa menjadi inspirasi dan dapat diterapkan di Desa Dermaji tentang tata pelayanan publik yang dilakukan pemerintahan Desa Panggungharjo, pengolahan dan manajemen Bumdes, serta kunci keberhasilan Desa Panggungharjo dalam menata pelayan publik dan Pengolahan BUMdes.
Tris