SUMEDANG,– Para kepala desa di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang mendatangi Jatinangor National Flower Park (Jans Park), Senin (31/10/2022).
Kedatangan mereka untuk menanyakan nasib calon tenaga kerja (naker) ke Jans Park, di BGG Hotel and Resort, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor. Pasalnya, selama sebulan pengajuan lamaran tenaga kerja, sampai kini belum ada tindak lanjutnya.
Kepala desa se Jatinangor yang diwakili Ketua Apdesi Jatinangor, Ii Jai mengatakan, sejak sebulan lalu, sesuai informasi lowongan kerja yang dibuka Jans Park warga Jatinangor dan Sumedang sudah melayangkan lamaran kerja. Namun, hingga kini belum jelas informasi apakah warga Jatinangor diterima atau tidak. Serta berapa kuota lowongan naker untuk warga Jatinangor.
“Makanya, kami para kepala desa sepakat untuk audiensi dengan managemen Jans Park, sejauh mana tindak lanjutnya. Kami mempertanyakan berapa kuota khusus warga Jatinangor dan kebutuhan tenaga kerjanya. Sebab, kami juga ditanyakan oleh masyarakat,” ujarnya, kepada wartawan, Senin (31/10/2022).
Selain itu, mereka juga juga mempertanyakan kelanjutan perekrutan tenaga kerja sampai sejauh mana. Hal itu mengingat di lapangan muncul isu adanya aktivitas pekerja di sana. Namun, bukan warga Jatinangor melainkan warga luar atau tenaga teknisi.
“Kami mempertanyakan kejelasan berapa orang tenaga kerja dari 12 desa di Kecamatan Jatinangor. Minimal 5 orang per desa, sehingga 5x 12 desa ada 60 orang se Kecamatan Jatinangor,” ungkapnya.
Sementara itu, PIC Jatinangor National Flower Park, Masrial mengatakan terkait penerimaan tenaga kerja memang belum dilakukan interview lantaran dirinya selama satu bulan off bekerja atau divakumkan. Sebab, tak sebanding jumlah pelamar dengan kebutuhan kerja di Jans Park.
“Memang kami menerima lowongan kerja melalui online pada 25 September. Kemudian, kita vakumkan selama 1 bulan. Karena tidak ada informasi lagi, para kepala desa datang ke sini untuk menanyakan. Kemudian pada bulan Oktober ada lagi interview dan itu pun belum dilakukan penerimaan kerja,” jelasnya.
Menurut Masrial, secara progres pembangunan memang belum semuanya rampung sehingga belum ada penyerapan tenaga kerja. Namun, Pihaknya akan menargetkan minimal sebelum tahun baru sudah dibuka, dan saat ini baru 65 persen progres pembangunan.
“Kami belum bisa menentukan jumlah tenaga kerja. Yang jelas tidak sampai ribuan seperti isu di lapangan karena kita bukan pabrik. Ya kalau diangka 60 sampai 80 orang mungkin masih bisa,” ujarnya.
Karena dikejar deadline, dan banyaknya permintaan masyarakat untuk dibuka, sehingga minimal di progres 80 persen wahana sudah bisa dibuka, dengan tiket masuk diluar arena permainan sebesar Rp30 sampai Rp35 ribuan.
“Kalau tiket masuk ke de castello Lembang itu Rp50 ribuan, diluar wahana permainan. Namun, karena di Sumedang mungkin diangka Rp30 ribuan, dan kami berikan diskon pada pembukaan Rp25 ribu per orang,” tandasnya. (abas)