SUMEDANG,– Platform Indonesia Digital Services Living Lab yang digaungkan Kabupaten Sumedang dilatarbelakangi kunjungan 62 kabupaten/kota untuk studi banding terkait SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) di Kabupaten Sumedang.
Demikian diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman saat melaksanakan Jumpa Pers mengenai Indonesia Digital Services Living Lab. di Command Center PPS Sumedang, Senin (14/11).
“Selain 62 kabupaten dan kota, ada 20 kementrian/lembaga, termasuk NGO yang datang ke Sumedang. Jadi ada 82 kurang lebih yang studi banding ke sini. Persoalannya berapa persen yang menindaklanjuti, berapa persen yang bisa mengikuti jejak Sumedang. Ini merupakan bahan pemikiran bersama,” ucapnya.
Menurut Sekda, sangat disayangkan apabila setelah datang ke Sumedang tidak ada dampak, efek atau perubahannya.
“Kami juga Sumedang sama (dengan yang studi banding), meluangkan waktu, pikiran dan tenaga. Kemudian jika yang datang ke Sumedangnya tidak ada tindak lanjut, kami juga menyayangkan,” kata Sekda.
Oleh karenanya, ia diminta Bupati Sumedang untuk menyiapkan suatu konsep agar kabupaten/kota yang datang ke Sumedang betul-betul melakukan tindak lanjut.
“Jadi dibangun suatu platform agar mereka bisa melakukan perbaikan secara sistemik. Persoalannya ialah bahwa mengedukasi teman-teman (di daerah) adalah kewenangan Provinsi, Kemendagri, Menpan RB,” ujarnya.
Sekda yang sedang melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat 1 menjadikan platform tersebut sebagai proyek perubahannya dengan mengambil tema “Indonesia Digital Services Living Lab”.
“Jadi di suatu sisi melaksanakan tugas dari Bupati, keduanya memang tugas saya di Kampus LAN RI,” ucapnya.
Sekda mengatakan, pihaknya telah melaksanakan konsultasi ke Kemendagri, PAN RB, Wantiknas dan Kementerian Kominfo dalam implementasi Indonesia Digital Services Living Lab tersebut.
“Jadi ini sekarang milik bersama. Gagasannya, inisiasinya dari Sumedang. Paling tidak sekarang 62 kabupaten/kota yang gabung dalam platform yang menjadi binaan dari Kemendagri dan KemenPAN RB ini,” kata Sekda.
Diterangkan Sekda, sebelumnya telah dilaksanakan beberapa kali pertemuan dengan 62 kabupaten/kota.
“Pertama di Jakarta dan itu difasilitasi Kemendagri. Yang hadir para Sekda dan Kadiskominfo untuk bicara bersama menyatukan persepsi tentang Indonesia Digital Services Living Lab ini. Pertemuan kedua diikuti para Kepala Bidang Informatika dan Operator Kabupaten/Kota di Puri Khatulistiwa Jatinangor,” terangnya.
Rencananya akan ada pertemuan ketiga bertempat di Kampus UID Bali dan dihadiri Bupati/Walikota pada Tanggal 21 November 2022 dan akan dibuka oleh Mendagri RI.
“Para kepala daerah akan kumpul di Bali menyamakan persepsi untuk membangun komitmen sehingga dalam waktu tidak terlalu lama 62 kabupaten/kota ini akan meningkat SPBE-nya seperti Sumedang. Sekarang Sumedang SPBE nya 3,52 dan itu terdepan di Indonesia,” ucap Sekda.
Dikatakan Sekda, format studi banding digeser formatnya ke studi tiru sehingga tidak hanya membandingkan saja tetapi langsung meniru, aksi dan eksekusi.
“Mudah-mudahan dengan Living Lab ini, 62 daerah itu bisa seperti Sumedang, bahkan bisa lebih. Kami senang kalau yang lain maju. Jadi dari Sumedang untuk Jawa Barat, dari Sumedang untuk Indonesia,” kata Sekda.
Ia menambahkan, Sumedang tidak mau maju sendirian, tetapi harus maju bersama-sama sehingga formatnya lebih ke gotong royong.
“Jadi berbagai kegiatannya bukan hanya dari APBD Sumedang. Dari Provinsi ada, dari Kementrian ada, bahkan swasta juga ada. UID yang menjadi tuan rumah di Bali menyiapkan tempatnya dan lainnya. Kalau khusus dianggarkan berapa. Jadi ini benar-benar gotong royong untuk membangun negeri. Sumedang inisiatornya,” ujar Sekda. (bn/bs/hm)