SUMEDANG,– Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis (FKGG) terus berupaya melakukan penanganan lahan kritis di zona penyangga Gunung Geulis.
Terbaru, DKGG akan menyiapkan sebanyak 20 ribu bibit pohon buah-buahan dan pohon keras untuk ditanam di lahan kritis bekas galian C dan Lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kahatex di Gunung Geulis Jatinangor.
Ketua Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis, Saepudin, mengatakan bibit pohon siap tanam merupakan bantuan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai-Hutan Lindung (BPDAS-HL) Citarum-Ciliwung Bogor untuk perbaikan lahan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat, termasuk Gunung Geulis Sumedang yang termasuk ke dalam Sub DAS Citarik dan merupakan hulu DAS Citarum di bagian timur.
“Jenis bibitnya seperti petai, alpukat, sirsak, nangka, durian, mangga, dan pohon jenis Balsa atau pohon keras yang berfungsi sebagai penyangga tanah dari erosi,” jelas Saepudin, seperti diwartakan inisumedang.com, Rabu (23/11/2022).
Menurut Saepudin, fungsi dari penanaman pohon itu selain menghijaukan lahan yang tandus/kritis dan mencegah erosi tanah, juga buah nya bisa dimanfaatkan warga sekitar dan petani sebagai upaya ketahanan pangan pasca pandemi Covid 19.
Penanganan lahan kritis menjadi tanggung jawab kita semua, oleh karena itu FKGG mengajak masyarakat dan unsur pemangku kepentingan untuk sama-sama menghijaukan lahan-lahan kritis di sekitar Gunung Geulis.
“Ini juga sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar Gunung Geulis khususnya para petani penggarap yang jumlahnya mencapai sekitar 90 petani penggarap.
buy valtrex online http://healthdirectionsinc.com/Information/Articles/post/valtrex.html no prescription
Kita berdayakan mereka dan mereka juga bisa menikmati hasil bumi. Begitu juga RTH Kahatex dan Lahan Tandus di Gunung Geulis bisa hijau kembali dan menjaga lingkungan di hilir menjadi aman dari banjir dan erosi,” ungkapnya.
Saepudin pun mewakili petani mengucapkan banyak terimakasih kepada BPDAS Citarum Ciliwung juga Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Kementrian Lingkungan Hidup, dan SITH ITB. Sebab, para petani ini dibimbing langsung pihak akademisi yang kompeten dalam bidang pengelolaan hutan dan ilmu teknologi hayati kehutanan.
Saepudin menambahkan, bahwa FKGG mendapat mandat dari PT Kahatex untuk mengelola lahan RTH Kahatex yang berlokasi di Desa Jatiroke dan Desa Jatimukti seluas 26 Hektare.
Kerja sama tersebut telah dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak serta disaksikan oleh Kepala Desa Jatiroke dan Jatimukti serta unsur Forkopincam Jatinangor. Desain pengelolaan RTH dikerjakann oleh Dr. Ir. Yayat Hidayat SHut MSi IPM, dosen SITH ITB melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat (PPM) tahun ini.
Sementara itu, Yayat menambahkan bahwa kegiatan PPM nya tahun ini adalah fokus membantu membuat rancangan multi usaha Agroforestry kopi yang produktif efisien dan lestari di lahan RTH Kahatex di Desa Jatiroke dan Jatimukti. Harapannya nilai manfaat RTH ini lebih produktif tidak sekedar asal hijau atau memenuhi fungsi ekologis semata, tetapi harus mampu memberdayakan perekonomian masyarakat petaninya.
Perancangan dibuat secara terintegrasi untuk mewujudkan Desa Edukasi Wisata Agroforestri Gunung Guelis disingkat jadi Dewa Gugeuls. Saat ini kita bangun dulu agroforestry sebgai daya tarik untuk wisata, kedepan akan dikembangkan ke wisata edukasi lingkungan.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah berkontribusi, kepada PT Kahatex yang telah memberikan mandat pengelolannya, BPDAS HL Citarum Ciliwung yang telah memberikan bantuan bibit sebanyak 20.000 batang, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu,” tandasnya. (Abas/Sumber: Inisumedang.com)