BOGOR,– Sejumlah masyarakat Kabupaten Bogor mungkin tidak asing lagi dengan nama Jonny Sirait. Ya, selain dikenal sebagai pemilik sekaligus pemimpin media cetak dan online, ia juga kental disebut pengamat dan aktivis yang kerap memperjuangkan masyarakat.
Sejak usia muda, Jonny Sirait memang tak lepas dari dunia jurnalistik. Karirnya di dunia wartawan itu terus berkembang sukses hingga di tahun 2016, ia mencoba mendirikan media bernama Indonews, kemudian media online koranindonews.com yang kini berubah nama menjadi media-indonews.com berikut korannya Indonews.
Saat menjadi wartawan itulah, pria berdarah Batak namun cukup fasih berbahasa Sunda kerap menyuarakan jeritan rakyat. Ia tidak begitu tertarik dengan berita-berita olahraga, peristiwa, ekonomi dan lainnya. Jonny Sirait lebih banyak menulis tentang kondisi masyarakat kecil, jalan rusak untuk masyarakat dan berita sosial lainnya.
Seiring dengan karirnya di dunia kewartawanan, Jonny Sirait bergabung menjadi anggota bahkan pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor. Powernya semakin kuat. Selain menggunakan media massa, Jonny juga tak jarang naik ke pemerintahan dengan perahu partai. Bukan untuk pribadinya, melainkan demi keinginan masyarakat.
Lantas, nama Jonny Sirait semakin dikenal masyarakat. Dan bukan karena media massa atau partainya, ia lebih dikenal sebagai pribadi Jonny Sirait si pejuang wong cilik.
Tanpa membedakan suku, Jonny acap kali jatuh bangun membela masyarakat, khususnya di Kabupaten Bogor. Tak sedikit pula orang-orang dzolim bahkan oknum pejabat yang memusuhinya. Namun bagi Jonny hal itu menjadi lazim, yang penting hak masyarakat dan kebenaran tetap berdiri kokoh.
Sepenggal tulisan diatas tersebut terkemuka ketika Relawan Sahabat Jonny Sirait bersama Jonny Sirait bertemu wartawan media ini, di Desa Gunung Mulya, Kecamatan Tenjolaya. Jonny dan relawannya usai “mengusir” rentenir berkedok koperasi, biasa disebut bank emok yang meresahkan warga setempat.
Jonny yang diwawancari ihwal pencalonan dirinya sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor tidak menampik. Ia mengaku rencana tersebut menjadi bulat setelah adanya saran, dukungan dan dorongan dari sejumlah masyarakat yang bahkan kini membentuk perkumpulan relawan bernama Sahabat Jonny Sirait, atau SJS.
“Awalnya kenapa saya banyak disebut vokal membela masyarakat, itu karena saya ini enggak tegaan. Apalagi melihat rakyat kecil dibiarkan sengsara, saya tidak tahan, sementara banyak wakil rakyat yang enak-enakan duduk di kursi empun ber AC. Maka, dengan segenap kemampuan dan kapasitas, saya memperjuangkan hak masyarakat, yaitu hak kesejahteraannya,” ungkap Jonny, Selasa (29/11/2022).
Banyak Dimusuhi Kaum Serakah
Semasa menjadi wartawan di lapangan, Jonny juga membenarkan dirinya hanya tertarik berada di tengah-tengah masyarakat. Ia sering menayangkan masyarakat kecil yang hidup dibawah kewajaran. Seperti tinggal di sebuah kandang, masyarakat tidak bisa berobat karena biaya dan mereka yang diingkari janjinya oleh para pemangku jabatan.
“Dulu itu saya lebih senang istilahnya menghantam para pejabat yang ingkar janji, yang membiarkan rakyatnya hidup dibawah kemiskinan dan keterpurukan. Saya rela pergi subuh pulang malam demi membela rakyat. Bukan materi juga tujuan saya, melainkan ikhlas untuk ibadah dan puas apabila masyarakat terbantu. Toh itu lebih mahal dari materi kan. Iya, itu bekal kita di kehidupan nanti,” ungkap Jonny.
Jonny juga mulai aktif di organisasi kemasyarakatan. Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) juga dijadikannya senjata untuk memberangus koruptor sesuai tugas pokok dan fungsinya.
“Di GMPK ini saya jadi banyak dimusuhi pejabat korup. Jelas mereka tidak suka tindak korupsinya saya orek-orek. Namun saya yakin, kebenaran tetap harus tegak dan berdiri kokoh. Apalagi di sini rakyat menjadi korban keserakahan tikus berdasi itu, saya enggak takut lagi mati, enggak takut diteror, toh di belakang saya ada masyarakat yang saya bela,” ungkapnya.
Jonny mencontohkan, beberapa praktik korupsi yang ia tindaklanjuti hingga ke pemerintah pusat, kementerian dan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah dugaan korupsi bantuan pangan non tunai (BPNT), dana desa dan bentuk bantuan pemerintah lainnya.
“Saya juga sering curhat kepada masyarakat, karena tindakan saya mengorek korupsi mengundang para pelakunya mengancam saya dan keluarga. Namun masyarakat memeluk saya sambil mereka mengaku siap berjuang bersama saya. Dan hal itu membuat keberanian serta semangat saya kembali menggelora, bahkan sampai saat ini,” katanya.
Dari hal tersebut juga, Jonny diminta sejumlah masyarakat maju sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor. Awalnya Jonny mengaku enggan dengan niatan itu, namun masyarakat yang mendukungnya yakin, jika Jonny Sirait duduk di kursi dewan, power dan kapasitasnya semakin besar dalam membela masyarakat.
“Jujur saya terharu ketika masyarakat keukeuh meminta saya untuk mencalonkan sebagai anggota DPRD, selain biaya, saya juga harus mempersiapkan mental. Namun ketika masyarakat meminta saya maju karena mereka ingin menitipkan amanah memperjuangkan masyarakat, sedikit demi sedikit hati saya terbuka dan siap nyaleg, dengan catatan, saya duduk di kursi DPRD membawa amanah dari rakyat untuk memperjuangkan kesejahteraan,” tukas Jonny.
Terbentuknya SJS
Di tempat berbeda, Ketua Relawan Sahabat Jonny Sirait atau SJS, Didi Ramdani membenarkan bahwa relawan SJS terlahir dari ide dan gagasan masyarakat.
“SJS itu bukan didirikan Bang Jonny (Jonny Sirait, red). SJS dibidani masyarakat yang ingin seorang Jonny Sirait lebih lantang menyuarakan suara rakyat dengan duduk di kursi DPRD. Kan selama ini kapasitas Bang Jonny terbatas, nah kalau duduk di kursi DPRD tentu dia punya kewenangan lebih. Dasar itulah SJS terlahir,” jelas Didi.
Didi pun berharap, masyarakat mendukung dan mendoakan dan memilih Jonny Sirait sebagai wakil rakyat karena kerja dan perjuangannya sudah banyak dirasakan.
“Saya kira dengan mendukung Bang Jonny menjadi anggota DPRD di pemilihan legislatif (pileg) nanti, selain sebagai ucapan terima kasih, juga seolah kita memberikan senjata agar Bang Jonny lebih tangguh dalam membela rakyat. Jadi mohon dukungan dan doanya,” tutur Didi. (bn)