BANYUMAS,- Kegiatan Sosialisasi Advokasi dab Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) yang digelar BKKBN bersama Anggota Komisi IX DPR RI H Muhamad Hanafi S.Sos digelar Selasa (26/3) di Balai Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Jawa Jateng. Hadir sebagai narasumber, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Wagino, SH, M.Si, Kepala DPPKBP3A Drs Taefur Arofat M.Pd I dan Dewi Staf Ahli anggota DPR RI HM Hanafi. Turut hadir Sekcam dan Forkompincam Karanglewas, Kepala Desa dan undangan lainnya.
Kepala DPPKBP3A Taefur Arofat mengatakan peserta terdiri dari Kader, akseptor KB, tokoh masyarakat. Mereka terlihat sangat antusias mendengarkan pemaparan dari para narasumber yang memberikan materi soal pentingnya mengatur jarak kehamilan, mengatur jumlah kehamilan serta upaya untuk mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang terbaik.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Wagino kegiatan advokasi dan KIE bertujuan untuk menekan angka kematian ibu melahirkan, kematian bayi baru lahir dan kematian balita. Untuk itu masyarakat agar ikut aktif dalam berbagai program KB seperti Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan lainnya.
“Kami terus mengajak masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam KB, terlebih ada banyak pilihan yang bisa diambil oleh masyarakat. Untuk pria, ada dua jenis metode KB yang bisa dipilih yaitu menggunakan kondom dan MOP atau Metode Operasi Pria. Sementara untuk perempuan, mereka bisa memilih lima jenis KB, mulai dari metode pil, suntik, implan, IUD atau spiral serta MOW (Metode Operasi Wanita),” jelasnya.
Wagino juga menceritakan bahwa Bupati Banyumas Achmad Husein menjadi satu-satunya Bupati di Jawa Timur yang sudah melakukan KB MOP. Selain itu ia juga berpesan agar masyarakat tidak menikah di usia dini.
“Harus diupayakan agar jangan sampai anak yang menikah di usia 18 tahun ke bawah, karena masih berstatus anak anak. Menikahlah minimal di usia 21 tahun. Kita jadikan nol menikah muda di desa ini ya,” katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jateng terus mendorong anak-anak remaja agar mengejar cita-cita melalui pendidikan. Anak usia sekolah haruslah bersekolah untuk menciptakan generasi yang baik.
“Para remaja untuk tidak menikah di usia dini. Karena dampak buruknya banyak dirasakan oleh masyarakat. Misalnya anak remaja cenderung belum bisa mendidik anak. Dari segi kesehatan juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi,” tambahnya.
Selain itu, ia mengajak pasangan suami istri agar merencanakan kehamilan. Karena kehamilan yang terencana akan jauh lebih baik untuk keluarga. Mulai dari pemberian ASI yang optimal, hingga kesehatan ibu dan bayi yang terjaga.
Sedangkan anggota Komisi IX DPR RI yang diwakili staf ahlinya Dewi dalam arahannya mengatakan, luas pulau yang menjadi tempat tinggal tidak pernah bertambah, sementara jumlah penduduk terus bertambah. Karena itulah BKKBN mengatur jumlah pertumbuhan penduduk ini.
“Kita perlu Kader dan akseptor untuk membantu memberikan penjelasan dan edukasi tentang pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan dan lain sebagainya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut narasumber juga menyerahkan berbagai hadiah doorprize seperti satu unit sepeda, televisi, kompor gas, blender, magic jar, kipas angin, kompor gas, oven, rice cooker dan lainnya bagi mereka yang bisa menjawab pertanyaan dan yang mendapatkan undian.
Ari S