KAB. GARUT – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum optimistis Desa Cinta dapat membawa harum nama Jabar dengan menjadi desa terbaik di tingkat nasional.
Desa Cinta dinobatkan sebagai Desa Mandiri menjadi perwakilan Jabar di Lomba Desa Tingkat Nasional.
Desa di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut ini sebelumnya berhasil lolos nominasi lima desa terbaik di antara 23.108 di wilayah regional 2 Jawa dan Bali.
Keberhasilan Desa Cinta menjadi desa mandiri tidak hanya dibuktikan dengan pembangunan infrastruktur desa, melainkan juga pembangunan masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai gotong royong dan mengedepankan akhlak bermoral.
“Jelas saya optimistis (menang). Bukan hanya dilihat dari segi pembangunan fisik Desa Cinta yang sudah bagus, tetapi juga dari segi karakter. Pembangunan masyarakat di desa ini mengedepankan akhlak,” ujar Wagub Uu Ruzhanul saat menghadiri acara Penerimaan Tim Penilai Lomba Desa Tingkat Nasional Regional 2 di kantor Desa Cinta, Kabupaten Garut, Jumat (14/7/2023).
“Nawacita Pak Jokowi salah satunya adalah pembangunan karakter yang berakhlak dan bermoral, maka ini akan menjadi salah satu kriteria pemenang,” imbuhnya.
Pak Uu –sapaan akrab Uu Ruzhanul– mengungkapkan pula status mandiri Desa Cinta menjadi salah satu implementasi dari visi misi Jabar Juara Lahir Batin, yaitu Desa Juara. Lokasi Desa Cinta terpencil, namun berhasil menjadi desa mandiri, bahkan menjadi yang terbaik di Provinsi Jabar.
“Ini membuktikan bahwa kepemimpinan Pak Gubernur berhasil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena desa yang maju identik dengan kesejahteraan masyarakatnya,” sebut Pak Uu.
“Jadi slogan kami di awal, yaitu desa juara sudah terbukti. Ini menjadi kandidat pemenang di tingkat nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cinta Gaos Hamdani melaporkan, pihaknya mengedepankan inovasi dan kolaborasi dalam mengelola pemerintahan desanya.
Meski terpelosok, Desa Cinta terus mengikuti perkembangan teknologi digitalisasi dalam pelayanannya.
Selain itu, budaya gotong royong yang sangat kental dengan pendekatan social enterprise menjadikan Desa Cinta menjadi mandiri baik secara infrastruktur maupun ekonomi.
Gaos memaparkan, Desa Cinta memiliki BUMDes yang dikelola dengan baik, dengan target omzet mencapai Rp500 juta per tahun.
Sedangkan dari segi infrastruktur, pihaknya mampu menyelesaikan proyek pembangunan akses jalan layak yang menghubungkan empat kampung di Desa Cinta melalui swadaya masyarakat. Hal ini menjadikan Desa Cinta tidak bergantung pada program dana desa demi pembangunan wilayahnya.
Desa Cinta menjalankan pula program Harumadu (Halaman Rumah Manfaat Terpadu) dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di masa pandemi COVID-19.
Hasilnya tak hanya meningkatkan kualitas pangan, namun program ini juga berhasil menekan angka tengkes ( stunting ) di Desa Cinta.
“Di tahun 2021, stunting di desa kami ada 16 anak. Dengan program Harumadu ini, alhamdulillah pada 2022 bisa menekan 50 persen, jadi tinggal delapan anak,” ungkap Gaos. **