BANDUNG, — Proses Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB) sudah selesai. Namun, proses tersebut masih penyimpan Persoalan. Salah satunya masih terjadi praktik ‘jual beli bangku’ yang diduga masih terjadi di sejumlah sekolah favorit di Kota Bandung. Salah satunya terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 023 Pajagalan siswa pindahan harus membayar sejumlah uang untuk diterima di sekolah tersebut.
Salah seorang Orang Tua calon Siswa Pindahan, yang pernah bermaksud memindahkan sekolah anaknya ke Sekolah tujuan. Namun pihak, sekolah diduga meminta sejumlah uang agar anak tersebut diterima, dengan dalih untuk keperluan sekolah.
“Saya pernah datang ke sekolah SDN Pajagalan 023 dengan maksud menanyakan dulu proses perpindahan anak nya. Namun pihak sekolah meminta untuk membayar dengan nominal cukup pantastis. Itu kebijakan Sekolah sudah rembukan guru dengan kepala sekolah,”ungkapnya menirukan ucapan salah seorang guru yang ditemuinya.
Mengingat waktu PPDB sudah hampir selesai, dan proses belajar sudah dimulai, dengan memberikan sejumlah uang yang diminta pihak sekolah. Akhirnya orang tua tersebut membayar proses perpindahan/mutasi sekolah anaknya.
Yang lebih parahnya lagi, ada salah seorang orang tua siswa yang juga ingin masuk ke SDN Pajagalan 023. Karena, tidak memenuhi permintaan pihak sekolah. Anaknya tidak diterima di sekolah tersebut.
Untuk menindak lanjuti informasi tersebut, wartawan mencoba menghubungi kepala sekolah SDN 023 Pajagalan. Namun, sang kepala sekolah tidak menjawab what up (WA) yang ditanyakan wartawan, Senin (12/8/2024)
Dari informasi yang diterima wartawan pada PPDB tahun ini pihak sekolah SDN Pajagalan 023 menerima siswa pindahan kelas tiga sebanyak empat siswa.
Menanggapi persoalan tersebut anggota komisi D DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana menyayangkan masalah tersebut. Bagaimanapun pihak sekolah tidak boleh menerima uang dari orang tua siswa.
“Inilah yang terjadi dalam dunia pendidikan kita. Setiap PPDB dunia pendidikan selalu tercoreng oknum-oknum yang selalu memanfaatkan PPDB untuk kepentingan pribadi, dengan memanfaatkan orang tua siswa,”tegasnya. **