CIANJUR, — Plh. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, M. Ade Afriandi mengunjungi SMKN 1 Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Kamis (15/8/2024).
Plh. Kadisdik mengungkapkan, SMKN 1 Agrabinta ini satu-satunya SMK yang ada di wilayah Cianjur Selatan, selain SMK di Sindangbarang. Sindangbarang ke Agrabinta ini jaraknya lebih dari 10 km. “Waktu PPDB, di SMKN 1 Agrabinta ini yang mendaftar hanya 6 siswa, bahkan di tahap kedua belum ada yang mendaftar,” ungkapnya.
Kendalanya, ungkap Plh. Kadisdik, yang pertama wilayah Cianjur Selatan itu tidak siap online, jaringan susah (blank spot). Yang kedua, kemampuan masyarakat memiliki HP apalagi laptop juga sangat kecil. Karena, banyak orang tua siswa yang bekerja di bidang pertanian (buruh tani) dan ini berpengaruh pada PPDB online karena mereka kurang menguasai teknologi.
“Maka dari itu, diberi pelayanan langsung di sekolah. Jadi, pihak sekolah membantu meng-upload ke sistem. Nah, kalau bicara PPDB seperti ini, tentu harus ada pelayanan ekstra. Artinya online bisa, offline pun bisa. Karena, kalau online yang mendaftar jadi sedikit (karena keterbatasan akses),” tuturnya.
Selain itu, menurut Plh. Kadisdik, permasalahan yang ada di SMKN 1 Agrabinta ini juga karena kemampuan orang tua siswa yang domisilinya tersebar di desa-desa Agrabinta. Dari desa ke sekolah itu mayoritas tidak dekat, lebih dari 5 km. Ada yang terdekat, cuma masalahnya tidak ada angkot atau kendaraan umum, jadi mereka terpaksa pakai ojek atau jalan kaki. Ini tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
“Mereka bukan tidak mau sekolah, tapi orang tua kesulitan ongkosnya. Sekarang, untuk kelas 10 berjumlah 100 siswa, kelas 11 (80 peserta didik), dan kelas 12 (40 peserta didik). Jadi, hanya 200-an peserta didik (kelas 10, 11, 12) di SMK tersebut,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ade berharap, untuk pelayanan pendidikan di SMKN 1 Agrabinta ini dibangun asrama. Jadi, peserta didik bisa tinggal di asrama untuk meringankan beban orang tuanya. “Wilayah Agrabinta ini sangat luas, otomatis kita harus perhatikan pelayanan pendidikannya (dengan fasilitas asrama). Termasuk asrama buat guru karena ada juga guru yang keluarganya tidak tinggal di sini dan ini harus kita upayakan,” tutupnya.**