SORONG,– Penjabat Wali Kota Sorong, Dr. Bernhard Eduard Rondonuwu, S.Sos., M.Si., melakukan audiensi bersama Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua Barat terkait pengusulan lokasi pembangunan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Sorong.
Pertemuan ini berlangsung di Kantor Wali Kota Sorong, Kamis, 24 Oktober 2024 untuk menentukan lokasi yang tepat bagi pembangunan fasilitas pengelolaan limbah tinja tersebut.
“Pembangunan IPLT ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan pengelolaan limbah tinja. Proyek ini penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan,” ungkap Bernhard.
Dalam audiensi tersebut, Bernhard menekankan bahwa persoalan pengelolaan tinja di Kota Sorong adalah isu yang mendesak dan memerlukan keputusan segera.
“Penetapan lokasi yang tepat untuk pembangunan IPLT sangat penting agar proyek ini dapat berjalan efektif. Pemerintah kota ingin memastikan semua aspek, termasuk aksesibilitas dan dampak lingkungan, diperhatikan dalam pemilihan lokasi. Dengan demikian, pembangunan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” jelasnya.
Bernrad berharap audiensi ini menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat serta pembangunan IPLT di Kota Sorong dapat membantu mengurangi pembuangan limbah sembarangan oleh pihak yang kurang bertanggung jawab.
“Kehadiran fasilitas ini akan memberikan solusi pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Kami berharap masyarakat juga dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
Menurut dia, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait sangat dibutuhkan agar pengelolaan limbah tinja ini bisa optimal dan berkelanjutan.
“Dengan terwujudnya IPLT, diharapkan Kota Sorong dapat menjadi kota yang lebih bersih dan sehat. Pemerintah Kota Sorong berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang berfokus pada peningkatan kualitas lingkungan hidup,” ungkap Bernhard.
Bernhard menegaskan bahwa pembangunan fasilitas ini harus segera dilaksanakan setelah lokasi disepakati, sehingga masalah limbah tinja yang selama ini menjadi kendala bisa diatasi.
Fasilitas ini juga diharapkan dapat menjadi model pengelolaan limbah yang baik bagi wilayah lain di Papua Barat. (Abas)