SUMEDANG,– Projek tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) menyebabkan terancamnya keselamatan jiwa murid di SDN Cijolang, Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Saat ini bangunan SD tersebut berada di tengah-tengah pusaran jalur tol Cisumdawu. Bahkan tanah di pinggiran sekolah itu, nyaris habis dikeruk alat berat projek sehingga permukaan tanahnya berbentuk tebing yang curam dan mencapai kedalaman sekitar 30 meter. Bangunan SD berikut jalan kabupaten posisinya di atas. Sedangkan projek jalan tol berada di bawahnya.
Kondisi tersebut sangat membahayakan. Karena kondisi tanah di pinggiran sekolah sudah berbentuk tebing yang curam dan dalam, sehingga rawan longsor ketika musim hujan. Selain itu juga, rawan kecelakaan yang mengancam keselamatan para siswa.
Meski dalam kondisi terancam, guru maupun murid di SDN Cijolang tak patah arang untuk terus melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kendati demikian, orangtua murid setiap harinya selalu dihantui kekhawatiran akan terjadi hal yang tidak diinginkan menimpa putra-putrinya.
Ny. Een saat dimintai komentarnya mengaku sudah bingung lantaran tidak ada kepastian dari pihak Pemerintah Kabupaten Sumedang, khususnya Dinas Pendidikan.
“Kami sudah menanyakan hal ini pada komite sekolah, namun sampai sekarang belum ada jawaban pasti apakah sekolah akan dipindahkan ke tempat lain atau seperti apa. Kami sangat khawatir pak dengan keselamatan anak-anak, apalagi proyek tersebut menimbulkan debu yang luar biasa. Jika terhirup anak-anak kan bisa menimbulkan penyakit,” ungkap Een, Rabu (11/9/2019).
Dia berharap, Pemkab Sumedang segera memecahkan persoalan ini agar murid SDN Cijolang bisa menimba ilmu dengan layak dan tanpa ancaman keselamatan jiwa.
Di tempat sama, warga Cijolang lainnya, Cucu Samsudin mengaku dirinya mendengar kabar bahwa untuk mendorong relokasi bangunan SD Cijolang begitu sulit.
“Perkara ini sudah lama pak. Saya mendangar bahwa tanah pengganti untuk SD Cijolang sudah ada di PH, tapi belum dibayar oleh pemda. Tanah itu sudah deal atas pengajuan masyarakat melalui komite sekolah, namun kami masyarakat belum mendapat kepastian apakah akan direlokasi atau bagaimana,” ujar Cucu.
Dia menuturkan, nasib peserta didik berikut SD Cijolang tidak jelas. Apakah akan SD Cijolang akan pindah atau siswa dipindahkan ke sekolah lain.
“Kalau kita nunggu bangunan baru berdiri, ya boro-boro. Kapan itu jadinya, sedangkan tanah PH juga belum dibayar. Yang jadi pertanyaan warga, bagaimana nasib perserta didik, harus bagaimana. Kalau misalnya pindah ke SD lain, bagaimana konvensasinya karena jarak menjadi jauh. Siapa yang membiayainya,” tambahnya.
Atas kejadian ini, ia berharap Pemerintah Kabupaten Sumedang segera turun tangan memberikan penjelasan dan kepastian kepada masyarakat akan nasib SD Cijolang.
“Dulu kan saat kampanye bupati berjanji akan memperbaiki kehidupan warga Sumedang, termasuk memperbaiki dunia pendidikan. Nah sekarang ada persoalan serius, malah seolah dibiarkan. Jangan janji saja lah, buktikan. Jangan menutup mata. Masyarakat sudah jenuh mendengar janji, kita ingin bukti,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Eka Ganjar angkat bicara. Menurutnya, Pemkab Sumedang melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan sedang memproses pengadaan tanah untuk pembangunan sekolah baru. Tanahnya milik warga yang lokasinya masih di sekitar sekolah tersebut. Jaraknya sekitar ratusan meter dari SDN Cijolang dan masih di sekitar pemukiman penduduk.
“Pengadaan tanahnya masih berproses. Kini sedang dijajaki kesepakatan harga dengan pemilik tanah. Anggarannya sudah dialokasikan dalam APBD tahun ini. Cuma untuk luasan tanahnya, saya kurang tahu. Kami berharap, bulan ini pengadaan tanahnya selesai. Kalau sudah selesai, kami akan segera mengajukan pembangunan sekolah baru kepada Satker (Satuan Kerja) tol Cisumdawu. Sebab, aturannya Satker yang akan membangun sekolah baru, kami selaku pemilik bangunan sekolah, tinggal menerima bangunan sekolah baru dari Satker,” ujarnya.
Ia juga mengaku, jika murid SDN Cijolang dipindahkan ke sekolah lain, orang tua siswa keberatan karena jaraknya jauh dari tempat tinggal siswa.
Sementara Kepala Sekolah SDN Cijolang, Tina Tresnawati kepada wartawan menuturkan, pihak sekolah sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Disdik, Satker dan komite sekolah membahas relokasi ke bangunan sekolah baru. “Akan tetapi, hasilnya masih menunggu pemda yang sedang mengurus pengadaan tanah sekaligus penganggarannya,” tuturnya.
Karena sekolahnya rawan kecelakaan, bising dan debu, kata dia, sempat dibahas juga rencana merger sementara ke sekolah lain, seperti ke SDN Sukasari dan SDN Margaluyu. Akan tetapi, karena lokasinya jauh dengan domisili siswa sehingga para orang tua siswa banyak yang keberatan. (boni)