SUMEDANG,– Pasangan kekasih yang berujung dalam kasus pembuang bayi di Dusun Cibawang, RT 01, RW 10, Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat akhirnya ditangkap pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Rancakalong, Kamis 10 Oktober 2019 kemarin.
Kedua pelaku ialah YY warga Dusun Cibawang RT 01, RW 10, Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang dan ayah dari sang bayi yaitu AO yang merupakan pelajar SMA warga Dusun Gamlung, RT 3, RW 6, Desa Pamulihan, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.
“Saat pelaku YY akan buang air besar, keluar sedikit flek darah dari akat kelaminnya dan pelaku merasakan seperti ada yang akan keluar dari alat kelamin. Kemudian pelaku keluar dari dalam rumah menuju ke dekat kolam yang berada di dekat rumah pelaku. Pelaku duduk di dekat kolam dengan posisi kaki setengah menyilang, kemudian pelaku melahirkan seorang bayi laki-laki,” kata Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo, Jumat (11/10/2019).
Setelah itu, tuturnya, pelaku menggendong bayi tersebut dengan tangan kanan serta mengambil dua helai daun pisang untuk membungkus sang bayi.
“Setelah dibungkus daun pisang, pelaku menyimpan bayi tersebut di selokan yang berada di dekat proyek Tol Cisumdawu,” katanya.
Bayi tersebut petama kali ditemukan warga setempat bernama Yeti (47 tahun), Tata Wihana (53) dan Eruk (60). Kondisi bayi saat ditemukan dalam keadaan hidup.
Hartoyo menyebutkan, penemuan bayi bermula saat Yeti tengah mengepel lantai rumah. Kemudian datang Eruk memberitahukan bahwa dirinya menemukan bercak darah di kamar mandi rumahnya. Kemudian Yeti memberitahukan kembali pada suaminya, Tata.
“Tata mengecek lokasi itu dan ditemukan ada bekas darah di pinggir tembok kolam miliknya. Kemudian setelah ditelusuri, ditemukan lah bayi di saluran air pinggir tol Cisumdawu. Setelah menemukan bayi kemudian Tata memberitahukan kejadian tersebut kepada RW setempat,” terang Hartoyo, Kamis (10/9/2019).
Dikarenakan dalam keadaan hidup, lantas bayi dibawa ke Puskesmas Rancakalong.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari Bidan Puskesmas, bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki, namun mengalami aspiksi atau gangguan sesak (sewaktu lahir tidak menangis).
“Bayi tersebut lahir diperkiran kurang lebih 2 jam setelah ditemukan. Adapun bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan tali pusar sudah dalam keadaan lepas. Diduga sang bayi tersebut dibuang oleh ibu kandungnya. Bayi saat ini dibawa ke Rumah Sakit Umum Sumedang dikarenakan di puskesmas peralatan medisnya kurang lengkap,” pungkas Hartoyo. (Abas)