CIMAHI,- Dansektor 21 Kol Inf Yusef Sudrajat menutup saluran pembuangan limbah yang dibuang di sungai Cibabat salah satu pabrik di wilayah Kota Cimahi, Sektor 21 program Citarum Harum.
Penutupan dilakukan dengan cara mengecor saluran pembuangan limbah. Tindakan tegas ini dilakukan lantaran pabrik atas nama PT. Mewah Niaga Jaya belum ada perubahan dan masih menghasilkan limbah yang pekat meski sebulan yang lalu telah dilakukan sidak oleh Satgas Citarum.
‘Materi limbah yang dihasilkan ini bedasarkan 4 pabrik yang memakai satu saluran pembuangan, namun menurut keterangan ketiga pabrik (PT. Matahari Sentosa 1 dan 2, dan PT. GMP) menyebutkan sumber limbah pekat berasal dari PT. Mewah Niaga Jaya. Setelah dikonfirmasi, pabrik tersebut mengakuinya,” ujar Kol Inf Yusef Sudrajat, Sabtu 19 Mei 2018.
‘Untuk itu, sementara kami lakukan penutupan terhadap sumber saluran pembuangan limbah milik pabrik PT. Mewah Niaga Jaya, kalo limbah yang mengalir di sungai masih pekat, artinya ketiga pabrik lainnya sama juga menghasilkan limbah pekat,” tutur Yusef Sudrajat.
“Sudah ada 17 pabrik yang menghasilkan limbah dibawah baku mutu di Kota cimahi, sudah saya lemparkan berkasnya ke Pihak Kepolisian dan Lingkungan Hidup,” sambungnya.
Sementara, Mayor Rina Martiani selaku Dan Subsektor 21 sebelumnya telah melayangkan surat peringatan kepada 5 pabrik yang ada di kawasan tersebut. Bahwasannya jika pabrik yang memakai saluran pembuangan tersebut masih menghasilkan limbah pekat, Dansektor 21 yang akan turun langsung menutup asal saluran pembuangan limbah pabrik dengan pengecoran.
‘Namun setelah bertemu dan bernegoisasi dengan pemilik perusahaan yaitu Mr Lee, dirinya berjanji akan menyelesaikan perbaikan limbah sampai akhir bulan ini,” ujar Mayor Rina.
Ditempat yang sama, Anto selaku Personalia PT. Mewah Niaga Jaya mengakui jika selama beberapa waktu ini sedang melakukan perbaikan IPAL, pihaknya juga sedang menunggu alat yang sudah dipesan perusahaan, untuk itu pemilik perusahaan meminta waktu menyelesaikan sampai akhir bulan ini.
“Akhir bulan ini kita akan beresin semua IPAL nya, dan limbahnya nanti akan bening seperti air mineral, saat ini sudah 70 persen. Selama ini pengelolaan IPAL hanya secara biologi, untuk itu akhir bulan diselesaikan instalasi pengelolaan secara Kimia. Berharap petugas memberikan waktu,” pungkasnya. (Elly)