JAKARTA,– Dari beberapa seminar atau talkshow yang patrolicyber.com ikuti selama ini, ada yang menarik yang diselenggarakan Anargya Enterprise yang diback-up Titancenter dalam tema 𝙃𝙚𝙖𝙡𝙩𝙝 𝙁𝙖𝙞𝙧 – 𝘽𝙚 𝙎𝙢𝙖𝙧𝙩, 𝙃𝙚𝙖𝙡𝙩𝙝𝙮, 𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 event. 𝐒𝐚𝐛𝐭𝐮, 𝟏 𝐅𝐞𝐛𝐫𝐮𝐚𝐫𝐲 𝟐𝟎𝟐𝟎 di 𝐓𝐢𝐭𝐚𝐧 𝐂𝐞𝐧𝐭𝐞𝐫, 𝐁𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨 𝐉𝐚𝐲𝐚, Tangerang lalu.
Venue di 𝐑𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐓heater dengan lebih dari 400 seat membuat added- vallue event, termasuk pelayanan terbaik manajemen event, presentation equipment, dan sebagainya. Termasuk materi yang disampaikan para pemapar dan bintang tamu yang di-endorse (Yasmine Wildblood dan Kartika Putri).
Sesi pertama bertema, “𝐁𝐞 𝐒𝐦𝐚𝐫𝐭, 𝐂𝐚𝐥𝐦, and 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐒𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐀𝐰𝐚𝐥 𝐊𝐞𝐡𝐚𝐦𝐢𝐥𝐚𝐧” Oleh 𝐝𝐫. 𝐃𝐞𝐰𝐢 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐡 𝐒𝐩𝐎𝐆, 𝐊, 𝐌𝐬𝐢, 𝐌𝐄𝐃 𝐝𝐚𝐧 𝐘𝐚𝐬𝐦𝐢𝐧𝐞 𝐖𝐢𝐥𝐝𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝.
Dari rangkaian materi, ada yang menarik, yaitu tentang “Pre-Eklampsia, suatu kondisi yang berbahaya pada saat perempuan hamil yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine. Penyakit ini timbul setelah 20 minggu usia kehamilan. Apabila tak segera diobati, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan janin seperti, aliran darah ke plasenta berkurang, risiko kerusakan pada plasenta meningkat, dan sebagainya.
Menurut dokter Dewi Ratih, bila pre-eklampsia tidak segera ditangani, dapat menimbulkan kejang tubuh, pembengkakan pada pipi, tangan, kaki dan lainnya.
Gejalanya dimulai adanya nyeri di bagian perut kanan atas, sakit kepala, penglihatan terganggu, dan terjadi perubahan status mental, seperti penurunan kewaspadaan. Bila tidak cepat diobati, organ-organ vital (otak, hati dan ginjal) bisa rusak dan akan menyebabkan koma. Risiko kematian bagi Anda dan si bayi turut meningkat.
Hal lain, adanya tekanan darah yang tinggi, umumnya terjadi saat kehamilan menginjak 20 minggu atau berlangsung lebih dari 12 minggu setelah melahirkan.
Berat badan bertambah diluar kewajaran dapat juga terjadi, sakit kepala, mual dan muntah termasuk produksi urine yang menurun. Tapi ini tidak berlaku yang sama kepada setiap perempuan hamil, maka periksakan kepada dokter itu langkah yang paling tepat.
Dokter Dewi Ratih, juga mengatakan bahwa , ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit Pre-Eklampsia pada waktu hamil, antara lain: Riwayat keluarga, Bila anggota keluarga ada yang mengidap penyakit ini, risiko terjadi.
“Maka jika putri anda sedang mengalami ini, dalam arti sedang hamil, periksakan segera. Saya tidak bilang jika ini genetika, keturunan ya,” tambahnya.
“Selain konsultasikan dengan dokter, hal lain adalah perbanyak kosumsi makanan yang mengandung vitamin D dan melakukan perawatan prenatal sejak dini secara teratur, dan lainnya,” tuturnya.
Sesi kedua, bertema “𝐂𝐞𝐠𝐚𝐡 𝐒𝐭𝐮𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐌𝐏𝐀𝐒𝐈 𝐎𝐩𝐭𝐢𝐦𝐚𝐥”, oleh 𝐝𝐫. 𝐈𝐆𝐍 𝐀𝐲𝐮 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐢𝐰𝐢, 𝐒𝐩𝐀, 𝐌𝐀𝐑𝐒”
Dokter Tiwi, menggarisbawahi bahwa saat ini terdapat 35,6% atau sekitar 7,8 juta dari 23 juta balita di Indonesia menderita stunting alias (tubuh) pendek karena gizi buruk.
Angka tersebut terbilang tinggi dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah balita penderita stunting terbanyak kelima di dunia Dan WHO pun menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Dan masyarakat tidak boleh tinggal diam melihat kenyataan tersebut.
Masalah stunting bukan hanya soal tubuh yang pendek. Lebih dari itu, stunting bisa jadi masalah karena anak lebih rawan meninggal dan penurunan IQ, kemampuan kognitif mereka tidak terlalu baik.
Masih kata dokter Tiwi, stunting Bisa dicegah dengan makanan bergizi, memberikan asupan gizi yang baik kepada anak di 1.000 hari pertama dalam kehidupan mereka, yakni dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Makanan dengan protein hewani pada anak sejak usia 6 bulan, dengan asupan 1,1 gr per berat badan (BB). “Protein hewani Itu perlu, bukannya puree nabati. Protein hewanilah yang akan mencegah stunting. Protein hewani, yang mengandung Adam amino, merupakan modal penting untuk anak bisa tumbuh dengan baik. Kacang-kacangan juga baik, apalagi kacang kedelai , tapi ya tidak lengkap”
Sumber protein hewani tidak selalu harus mahal, daging sapi impor, atau ikan salmon memang baik tetapi agak Mahal kan ya. Maka solusi lain ada di aneka Ikan laut yang tidak kalah kualitasnya. Seperti Ikan kembung terbukti memiliki kandungan omega-3 lebih tinggi ketimbang ikan salmon.
“Kita sebagai orang tua sekiranya dapat memantau pertumbuhan anak dengan rutin ke dokter anak atau posyandu secara berkala. Periksa pertumbuhan anak setiap bulan jika usianya masih di bawah 1 tahun, dan setiap 3 bulan jika usianya sudah 1-3 tahun,” jelasnya.
“Dengan demikian pertumbuhan anak akan terpantau dengan baik bersama dokter, seorang anak bisa dikatakan stunting, jika tinggi badannya berada di bawah standar pertumbuhan anak tersebut. Bahkan bukan tentang pertumbuhan fisik anak, stunting juga berisiko mengganggu perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak juga rawan risiko anak mengalami berbagai penyakit kronis ketika dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung,” katanya.
Terimakasih Anargya Enterprise atas pelayanan terbaiknya. Bravo anak anak Indonesia, Lawan Pre-Eklampsia, Lawan Stunting! (PpRief/RL)