SUMEDANG,– Mewabahnya Virus Corona di Indonesia tak hanya berdampak bagi orang yang tengah sakit, namun pada rakyat dibawah garis kemiskin yang sehari hari mencari nafkah di tempat keramaian.
Karena diberlakukannya social distancing atau pembatasan kerumunan warga hingga liburnya sekolah sekolah, para pedagang yang sehari hari berjualan di sekolah gulung tikar sementara.
“Hasil rapat kemarin bersama Pemkab Sumedang, kami mendorong perubahan anggaran untuk biaya penanggulangan bencana. Tak hanya bagi korban (orang sakit) namun pemkab juga harus memperhatikan dampak kemiskinan bagi warga kecil,” jelas Anggota Komisi I DPRD Sumedang, Dudi Supardi kepada wartawan usai menghadiri penyemprotan Disinfektan di Kecamatan Jatinangor, Sabtu (21/3/2020).
Menurut Dudi, hasil rapat DPRD memberikan kewenangan kepada bupati untuk penggeseran anggaran. Anggaran itu bisa berasal dari biaya tak terduga, untuk penanggulangan bencana.
“Karena yang terrdampak itu pelaku UMKM kecil, seperti pedagang yang biasa dagang di sekolah, itu terimbas. Seandainya ada pedagang yang membutuhkan bantuan, maka harus diberikan bantuan,” ujarnya.
Tak hanya itu, tuturnya, DPRD pun mengeluarkan surat edaran ke desa-desa agar menganggarkan biaya untuk pengadaan penyemprotan disinfektan dan penyediaan hand sanitizer di tiap desa.
“Jadi anggarannya dari dana desa, itu teknisnya terserah kepala desa. Silahkan anggarkan untuk penanggulangan Virus Corona. Kalau APBD sudah diketok palu, maka dilakukan perubahan APBDes,” terangnya.
Selama libur, lanjut Dudi, DPRD ditugaskan ke lapangan untuk sosialisasi ke masyarakat terkait sosialisasi dan penanggulangan virus corona. Sehingga, meskipun tidak ada kegiatan di kantor, DPRD harus ke lapangan khususnya ke dapilnya untuk sosialisasi virus corona. (bn)