JAKARTA, — Semua pihak terus bersatu padu melakukan langkah-langkah penanganan dampak pandemi COVID-19 di Indonesia. Jaring pengamanan berlapis telah disediakan untuk menghambat dan menangani krisis multidimensional dari wabah berskala global ini. Pemerintah, lembaga usaha, hingga masyarakat, semua ambil bagian menjalankan peran masing-masing dalam melakukan penanganan.
bank bjb sebagai salah satu lembaga keuangan nasional ikut berperan aktif melakukan fungsi intermediasinya secara optimal. Gelontoran bantuan kepada masyarakat melalui paket relaksasi dan stimulasi pembiayaan menjadi salah satu senjata utamanya. Strategi itu, diimbangi pula dengan kerja-kerja pemberdayaan masyarakat khususnya pelaku usaha agar mereka dapat menjalankan perannya secara optimal untuk membantu upaya pemerintah merangkak keluar dari ancaman krisis.
Pada masa awal pandemi, bank bjb tercatat menjadi salah satu bank nasional yang menjalankan kebijakan relaksasi kredit. Ribuan nasabah yang mengalami hambatan usaha akibat dampak sosial wabah diberikan keringanan untuk menunda setoran pembiayaan dalam kurun waktu maksimal satu tahun. Tak hanya kelonggaran, bank bjb juga memberikan suntikan dana penyegaran kepada para pelaku usaha agar mereka dapat kembali menggairahkan aktivitas ekonominya setelah sempat dibuat mati suri.
Suntikan dana ini merupakan implementasi penyaluran dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah. Seperti diketahui, bank bjb mendapatkan alokasi dana pemerintah senilai Rp2,5 triliun untuk disalurkan bagi pembiayaan kredit bagi masyarakat dengan target penyaluran sebesar Rp5 triliun atau dengan leverage 2 kali. Hingga akhir Oktober 2020, bank bjb sudah menyalurkan kredit sebesar Rp5,3 triliun atau 106% dari target penyaluran.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan penyaluran dana PEN ini telah dilakukan kepada para pelaku usaha yang menjadi elemen vital dalam anatomi ekonomi nasional. Menggeliatnya dunia usaha akan menjadi serum bagi perekonomian nasional dengan menghidupkan hajat masyarakat, meningkatkan pendapatan per kapita, serta menyediakan lapangan kerja yang memberi manfaat bagi perekonomian negara secara berkesinambungan.
“Pada prinsipnya, kami mendukung penuh agenda pemulihan ekonomi nasional yang berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat, khususnya golongan rentan terdampak krisis. Kami akan menjalankan fungsi intermediasi perbankan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat seluas-luasnya dengan hasil optimal dalam mendukung kebangkitan ekonomi negeri,” kata Yuddy.
Guna memastikan penyaluran dana PEN tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan, bank bjb telah mengeluarkan program bjb PENtas (Penguatan Ekonomi Nasional, Tangguh dan Sejahtera) sebagai panduan. Bjb PENtas disusun agar perusahaan dapat menyalurkan dana PEN secara efektif dan efisien dengan formulasi terencana demi penguatan ekonomi nasional yang tangguh.
Selaras dengan program bjb PENtas, perusahaan memprioritaskan penyaluran kredit bagi sektor-sektor produktif. Sekitar 80% dari kredit PEN disalurkan kepada sektor-sektor produktif di antaranya sektor pertanian, perburuhan, kehutanan, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Hasilnya, dalam waktu yang singkat, bank bjb sukses mengalirkan lebih dari separuh dana pemerintah kepada pelaku usaha produktif. Penyaluran dana PEN kepada sektor-sektor produktif sengaja dilakukan agar dapat memberikan multiplier effect.
Dengan program yang telah dijalankan, perseroan percaya diri target penyaluran PEN dapat terpenuhi sesuai dengan tenggat waktu. bank bjb juga optimis target leverage dua kali lipat dari dana PEN akan terealisasi dengan memberi manfaat yang optimal khususnya bagi debitur.
“Sejak awal kami sudah menyiapkan strategi-strategi yang terukur agar penyaluran dana PEN ini dapat dioptimalkan dalam menghadapi berbagai kemungkinan. bank bjb juga konsisten merealisasikan strategi tersebut dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar tujuan dari program PEN sebagai upaya stimulasi ekonomi masyarakat dan dunia usaha dapat dirasakan seoptimal mungkin,” kata Yuddy.
Penyaluran dana PEN yang ekspansif ini masih akan terus berlanjut. bank bjb juga akan memanfaatkan tingginya permintaan kredit di daerah yang masih terlihat di masa pandemi COVID-19. Merujuk pada data OJK, pertumbuhan kredit BPD mencapai angka 8,32% per Juli 2020, jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 1,53%. Kondisi ini akan dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh bank bjb demi memberikan kontribusi optimal dalam penyediaan pembiayaan untuk pemulihan ekonomi. **