BANYUMAS,- Bertempat di Gedung Soemardjito Unsoed Purwokerto, Danrem 071/Wk Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Han menghadiri Sidang Terbuka Senat Pengukuhan Prof. Dr. rer.nat.Imam Widhiono MZ,MS dalam bidang Ilmu Entomologi Universitas Jenderal Soedirman Guru Besar Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto, di Gedung Soemardjito Unsoed Purwokerto, Jumat (26/10/2018).
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Prof. Dr.Ir.Suwarto,MS (Rektor Unsoed Purwokerto), Kombes Pol.Djuwito Purnomo, S.I.K (Ka SPN Polda Jateng), Letkol Inf. Wahyu Ramadhanus Suryawan S.Sos M.Ms (Dandim 0701/Banyumas), Letkol Cpm Kasid, S.H (Dandenpom IV/1 Purwokerto), Ir.Didi Rudiwiyanto,SH.M.Si (Asekbang Kesra Kab.Banyumas), Kompol Mugiman (Kabagsumda Polres Banyumas mewakili Kapolres Banyumas), Prof. Dr.Ir.Ahmad Sodiq,M.Sc. Agr (wakil rektor bidang akademik Unsoed Purwokerto), Prof. Dr. Hibnu Nugroho, M.Sc (wakil rektor bidang umum dan keuangan Unsoed Purwokerto), Dr. Kuat Puji Prayitno, SH. M.Hum (wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni Umsoed Purwokerto), Dr. Ir. Prihantono, M.Si (wakil rektor bidang perencanaan dan humas Unsoed Purwokerto), Mayjen (Purn) Agus Irianto (Engineering PT Pindad), Para Wakil Rektor Unsoed Purwokerto, Direktur Pascasarjana dan Para Dekan Fakultas, Pejabat Rektor struktural Unsoed Purwokerto, Pimpinan Perguruan Tinggi di wilayah Purwokerto, Civitas akademika Unsoed Purwokerto, serta tamu undangan lainnya.
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto kembali menambah jumlah Guru Besar/Profesornya dengan mengukuhkan Prof. Dr. rer.nat. Imam Widhiono MZ, MS. dalam bidang Ilmu Entomologi.
Prof. Dr. rer.nat. Imam Widhiono MZ, MS adalah Guru Besar/Professor ke-66 dan ke-14 pada Fakultas Biologi Unsoed yang telah dikukuhkan di Unsoed.
Rektor Prof.Dr.Ir Suwarto, MS dalam sambutannya menyampaikan sejatinya, dunia perguruan tinggi adalah dimensi ruang dan waktu tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kampus adalah pusat persemaian ide dan gagasan, tempat di mana kreativitas dan inovasi bertemu, serta melahirkan karya yang berarti bagi kehidupan. Kampus adalah rumah pengembangan nalar dan budi pekerti, tempat di mana kebenaran diajarkan melalui filosofi, teori dan metodologi.
“Kampus juga hakikatnya adalah ladang pengabdian, tempat di mana intelektualitas tidak bermakna apa-apa, kecuali juga terasakan manfaatnya bagi masyarakat di sekitar kita,” ungkap Rektor.
Rektor menambahkan dengan dipercayakannya Dr. rer.nat. Imam Widhiono, oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menduduki jabatan akademik tertinggi seorang dosen, yakni sebagai Guru Besar atau Profesor, adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi Universitas Jenderal Soedirman.
“Pemikiran Prof. Imam Widhiono tentang pemanfaatan dan pelestarian serangga penyerbuk melalui rekayasa ekosistem, perlu mendapatkan apresiasi dari kita bersama. Gagasan rekayasa ekosistem yang ditawarkan oleh Prof. Imam Widhiono, sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan dalam kearifan yang bertautan,” ungkap Rektor.
Mengakhiri sambutannya, Rektor berharap momentum pengukuhan guru besar ini, dapat menjadi inspirasi bagi sivitas akademika Unsoed, untuk semakin mengkhidmatkan diri dalam mengembangkan dan membumikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang beradab, bermaslahat dan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan di masyarakat, khususnya di perdesaan yang merupakan potret terbesar kehidupan di negara kita.
Pada kesempatan tersebut Prof. Dr. rer.nat. Imam Widhiono MZ, MS menyampaikan Orasi Ilmiah pengukuhan yang berjudul “Strategi Pemanfaatan dan Pelestarian Serangga Penyerbuk Melalui Rekayasa Ekosistem”.
Disampaikan bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2009 hingga saat ini di ekosistem pertanian yang berlokasi di dataran tinggi desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga pada berbagai tanaman menunjukan bahwa kehadiran serangga penyerbuk mampu meningkatkan produksi pertanian. Penggunaan lebah madu (Apis cerana javana, A.mellifera dan Trigona laeviceps) pada system pertanian terbuka maupun tertutup menunjukan hasil terjadinya peningkatan produksi dan mutu buah strawberry.
“Selain lebah peliharaan, lebah liar atau penyerbuk liar juga mampu meningkatkan produksi buah tanaman pertanian,” jelasnya.
Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukannya terbukti bahwa serangga penyerbuk mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan produksi dan kualitas produk pertanian, namun demikian saat ini kehadiran dan peran serangga penyerbuk di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian. Faktor yang sangat mempengaruhi keragaman dan populasi serangga penyerbuk adalah intensifikasi pertanian, dan adanya pemanasan global.
Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan selama 9 tahun ini (2009-2018), Prof.
buy singulair online https://gaetzpharmacy.com/dir/singulair.html no prescription
Iman mengambil kesimpulan sementara bahwa untuk melestarikan dan memanfaatkan serangga penyerbuk perlu dilakukan dengan pendekatan rekayasa ekosistem.
Prof Iman menyusun sebuah model rekayasa ekosistem yang sesuai dengan petani di Indonesia yaitu: Menggunakan teknologi yang sederhana dan tidak membutuhkan pengetahuan yang tinggi bagi petani dan, Memberikan keuntungan ekonomis bagi petani.
“Keberhasilan penerapan model rekayasa ekosistem sangat bergantung kepada peran petani dan dinas pertanian tanaman pangan, karena tidak akan berhasil jika dilakukan secara individu tetapi harus dilakukan secara komunal,” jelasnya
Ari S / Triswo