BANJAR,- Terlihat sepi, sunyi dan lenggang dari lalu lalang para calon penumpang. Para pedagang asongan, tukang ojek, tukang becak, kru bis dan para pengurus bis terlihat duduk manis. Ada di antara mereka yang berteriak: “Bandung, Jakarta, Cipularang, Kota Beos (teu boga indung, teu boga bapak, geus beurang can menang jang beas) haduhhh. Tobat,” teriaknya.
Hal yang sama dikatakan obar, tukang bubur ayam yang biasa mangkal di Terminal Banjar. Setiap harinya dari jam 6 pagi hingga saat ini jam 9.30, Obar mengaku bersyukur.
“Alhamdulilah hari ini baru melayani tiga mangkok saja. Musim korona ini sungguh luar biasa, ekonomi keluarga turut meriang,” katanya.
Berdasarkan pantauan PatroliCyber terminal tipe A Kota Banjar satu tahun berjalan era pandemi korona ini memang sepi dari penumpang, berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Terminal Banjar, data penumpang yang berangkat ke luar kota secara global diperkirakan tidak lebih dari 100 orang setiap harinya.
Kepada PatroliCyber, salah satu calon penumpang bis tujuan Denpasar-Bali menyampaikan bahwa sepinya penumpang itu menyeluruh, bukan hanya di Kota Banjar saja.
“Saya berangkat ke Bali sebulan sekali dan setiap mau berangkat harus dibekali dengan surat sehat anti gen yang biayanya cukup lumayan besar, yakni Rp200 ribu per orang dan surat tersebut berlaku terbatas, waktunya hanya 3-4 hari saja untuk ke semua kota tujuan,” jelasnya.
“Nah itu juga menurut saya menjadikan kendala bagi para calon penumpang. Semoga saja era pandemi ini cepat berlalu karena kalau pandemi berkepanjangan ekonomi masyarakatpun tambah meriang,” pungkasnya. (JH)