BANDUNG, — Memperingati Hari Musik Nasional, komunitas musisi Manjing Manjang bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membedah potensi reaktivasi bermusik di tengah pandemi Covid-19.
Terlebih setelah sektor seni dan budaya mendapat relaksasi untuk digelar di Kota Bandung.
Mengangkat tema ‘Bermusik Tapi Pandemi’, peluang ini dibahas oleh narasumber yang terdiri dari musisi balada Ganjar Noor serta Ferry Fio selaku seniman dan pengorganisasi acara. Turut hadir juga sebagai tamu undangan dari pihak pemerintah yakni Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya.
Selain menjadi momentum peringatan hari musik nasional, tepat pada 9 Maret 2021 lalu telah terbit Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 28 Tahun 2021.
Regulasi baru mengenai penanganan Covid-19 di Kota Bandung ini memuat kebijakan baru dari Wali Kota Bandung, Oded M. Danial memberikan pelonggaran untuk kegiatan kesenian.
Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya mengungkapkan, keputusan merelaksasi bidang seni sudah melalui pembahasan di rapat terbatas bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Dengan catatan utamanya yakni tetap mengedepankan protokol kesehatan.
“Perwal terbaru nomor 28 tahun 2021 salah satu isinya adalah memberikan ruang untuk melakukan acara musik. Tetapi protokol ketat dan hanya dengan 30 persen kapasitas ruang yang ada. Pak Wali Kota sudah memberikan ruang untuk memperbolehkan itu,” ucap Sony dalam acara yang digelar secara daring pada Kamis, (11/3/2021).
Sony menuturkan, Pemkot Bandung bersama Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung selalu mengevaluasi setiap dua pekan. Tujuannya untuk melihat perkembangan terkini di lapangan sebagai bahan pertimbangan kebijakan.
Karena, ujar Sony, di samping beragam upaya untuk penanganan kesehatan juga turut diiringi dengan strategi untuk mendongkrak kembali sektor perekonomian. Tak terkecuali dari bidang kesenian yang turut berkontribusi.
“Pemkot selalu mengevaluasi setiap 14 hari bersama jajaran Forkopimda. Kita melihat kondisi dan memutuskan aturan baru sesuai dengan dinamika terjadi. Karena kita harus menyeimbangkan antara kondisi kesehatan dan kondisi ekonomi,” ujarnya.
Meski begitu, Sony mengingatkan agar para seniman tak terlena dalam euphoria relaksasi terbaru ini. Sebab, pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat tetap menjadi kunci utama dalam melawan Covid-19. Termasuk vaksinasi yang kini tengah digenjot oleh Pemkot Bandung.
“Intinya adalah keniscayaan bahwa kita semua harus disiplin protokol kesehatan. Karena virus ini benar ada dan sayangi keluarga kita dengan cara disiplin kesehatan 5 M. Plus berdoa dan mari kita ikuti vaksinasi sebagai upaya mengatasi pandemi ini.
buy zithromax online https://possibilitiesclinic.com/wp-content/themes/hello-elementor/includes/settings/php/zithromax.html no prescription
Vaksin ini adalah upaya untuk memperkebal imun kita,” bebernya.
Hal senada juga dilontarkan oleh musisi balada, Ganjar Noor. Ia menyatakan, disiplin protokol kesehatan menjadi sebuah keniscayaan dalam situasi terkini. Baik itu saat tampil secara offline maupun yang memanfaatkan media digital.
”Langkah saat ini, kita mengikuti aturan protokol kesehatan pemerintah. Itu yang harus ditaati. Meski kita bisa bermusik secara virtual, prokes tetap harus dijaga. Karena kita masih ada bersentuhan,” kata Ganjar.
Ganjar berharap, di tengah pandemi Covid-19 ini para musisi terus berkreasi dan berkarya. Meski pagelaran seni belum seperti dahulu, namun jangan sampai membatasi ruang krativitas para musisi.
“Harapan saya di hari musik nasional seniman musisi lebih berdaya dan lebih kreatif lagi. Seperti ketika saya yang biasanya nanyi di resto dan beberapa bulan tutup ahirnya saya ngamen online,” katanya.
“Jadi teman teman musisi tetap semangat, tetap berkarya dan apalgi sekarang ada digital harus lebih kreatif lagi,” imbuhnya.
Selaku pelaku pengorganisasi acara, Ferry Fio sudah lebih dulu beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19. Dia membuat arena baru untuk menampung para musisi memanfaatkan kanal digital melalui program Bla Bla Radio On Stream.
Program itu bisa berlanjut menyajikan konten yang spesifik. Di antaranya yang sudah berjalan yakni Balada On Bla, Blues On Bla, Bibinari On Bla, Female On Bla, Art On Bla dan beragam program lainnya.
“Kebetulan kami menyelenggarakan sebuah media alternative, Bla Bla Radio On Stream. Sebetulnya kita format radio, namun bisa beroperasi secara visual. Kami mencoba bisa terus konsisten memberikan kesempatan kepada temen-temen musisi untuk bisa bergabung,” ungkap Ferry.
Namun Ferry tetap menaruh harapan besar agar ruang publik di Kota Bandung sudah mulai terbuka untuk menggelar pertunjukan. Baik itu milik pemerintah atau swasta.
“Khususnya apa yang ada ruang publik di Kota Bandung bisa dioptimalkan memfasilitasi para musisi. Entah itu tempat seperti cafe atau di manapun seperti di taman. Mereka bisa memperlihatkan talenta mereka,” katanya.**