JAKARTA,- Vaksinasi COVID-19 masih terus berlangsung di Jakarta dan berbagai belahan dunia. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berkesempatan berbagi pengalaman vaksinasi dengan Belanda dan Jerman yang digagas Asosiasi Intelektual dan Profesional Indonesia menggandeng I&P Indonesia di Belanda dan IASI Jerman bekerja sama dengan KBRI Den Haag, mengadakan webinar bertemakan ‘Vaksinasi Lansia dan Corona |Â Pemberian Vaksin di DKI Jakarta dan Eropa’, pada Sabtu (3/4).
Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, turut menghadiri webinar tersebut. Dalam sambutannya, Wagub Ariza menyampaikan, tema webinar yang diusung sangat relevan dan penting untuk dibahas saat ini, ketika semua pihak berupaya menciptakan kekebalan komunitas (herd immunity) melalui program vaksinasi atas pandemi COVID-19.
Wagub Ariza mengungkapkan, menilik 10-15 Tahun yang lalu, ketika Pemerintah Indonesia membentuk Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Pandemi Influenza, Indonesia telah mempersiapkan diri dari berbagai kemungkinan dampak dari adanya pandemi. Berbagai strategi, program, simulasi, dan penelitian-penelitian dikembangkan ketika Virus H5N1/Flu Burung hadir di Indonesia. Persiapan-persiapan dilakukan untuk menghadapi kemungkinan mutasinya virus baru yang bisa menyebar dari manusia kemanusia. Tahun 2007, Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Pergub No.15 2007 (Pengendalian Pemeliharaan Dan Peredaran Unggas). Kemudian, dikuatkan dengan Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan dan Peredaran Unggas. Regulasi ini dikeluarkan sebagai upaya mengendalikan penularan dan penyebaran flu burung yang lebih luas sehingga berpotensi terjadi pandemi. Apalagi virus yang menyebar di wilayah Indonesia pada saat itu merupakan virus dengan strain atau jenis yang paling berbahaya di dunia.
“Alhamdulillah, kita telah melewatinya, kita berhasil mengendalikannya. Pandemi bukan berawal dari negeri kita. Kasus yang berbeda terjadi di Wuhan, kasus zoonosis yang kemudian berubah menjadi pandemi dengan penyebaran sangat cepat kebanyak negara. Kita dikejutkan dengan berbagai berita dan informasi tentang bahayanya Corona Virus Disease 2019. DKI Jakarta sebagai Ibu Kota secara cepat menekan tombol Activation Darurat Pandemi dengan strategi 3T (Testing, Tracing, Treatment), melalui berbagai program, panduan dan kemampuan serta infrasutruktur yang ada termasuk program persiapan dan pelaksanaan vaksinasi,” jelasnya, dikutip PPID DKI Jakarta.
“Di seluruh Indonesia, tidak terkecuali Jakarta, seperti kita ketahui, Pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakara terus berupaya mempercepat cakupan vaksinasi, terutama bagi golongan lansia. Pemprov DKI Jakarta sangat concern melakukan vaksinasi sampai tuntas bagi golongan lansia. Mengingat, lansia termasuk kelompok berisiko tinggi. Apabila tertular COVID-19, kesehatannya cepat memburuk,” imbuhnya.
Dari sisi capaian, Pemprov DKI Jakarta bersyukur, di Jakarta, pelaksanaan vaksinasi untuk golongan lansia sangat baik. Hal itu tak terlepas dari komitmen Pemprov DKI Jakarta membantu lansia untuk datang ke lokasi vaksinasi. Struktur pemerintahan seperti Lurah dan Camat ikut terlibat dalam memobilisasi para lansia.
“Menurut data, per 3 April 2021, untuk kelompok lansia, vaksinasi dosis pertama telah diterima oleh 485.807 orang atau 53,3 persen, sedangkan vaksinasi dosis kedua mencakup 80.541 orang atau 8,8 persen. Adapun target vaksinasi lansia di Jakarta sebanyak 911.631 orang. Angka yang divaksin ini terus meningkat dari hari ke hari, kami terus menambah titik-titik lokasi vaksinasi di seluruh wilayah Jakarta,” ujarnya.
Ia melanjutkan, upaya Pemerintah Daerah untuk terus mengawal pelaksanaan vaksinasi di kalangan lansia belum cukup tanpa kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi. Maka, hal yang juga perlu dilakukan adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat.
“Kami tidak menafikan, masih ada rasa khawatir sebagian masyarakat untuk mengikutsertakan lansia dalam program vaksinasi. Untuk menghindari rasa khawatir yang bearsal dari informasi yang tidak berdasar, maka Pemerintah harus terus melakukan sosialisasi, perlu kerja sama kita semua,” sambungnya.
Wagub Ariza menekankan, para lansia harus diindungi dari bahaya COVID-19. Karena, fatality rate lansia mencapai 50% apabila terinfeksi COVID-19. Maka, perlu dilakukan sosialisasi untuk menggugah para putra-putri lansia agar tidak menganggap enteng COVID-19.
Di samping itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, menambahkan, Pemprov DKI Jakarta sejak awal pandemi pada Maret 2020, bekerja meningkatkan tes PCR pada kasus-kasus terduga baru. Karena itu, sekarang jumlah tes PCR dapat melampaui target yang ditentukan WHO.
“Tetap dibutuhkan berbagai introspeksi. Sebagian besar kasus sekarang OTG dan ringan. Tren jumlah kasus sejak awal itu fluktuatif. Sekarang menunjukkan penurunan dibanding akhir tahun lalu. Sebaran kasus tertinggi pada usia produktif 19 sampai 50 tahun. Ada penurunan untuk lansia yang saat ini kasusnya relatif kecil. Sama dengan kelompok balita,” ungkapnya.
Ia turut menyampaikan perkembangan kasus COVID-19 di Jakarta per 2 April sebagai berikut:
Total kasus positif: 384.632
Total pesien sembuh: 371.254 (96,5%)
Total kasus aktif: 7.027 (1,83%)
Total pasien meninggal: 6.357 (1,7%)
Kasus aktif 7.027 terdiri dari 31% OTG, 36% ringan, 27% sedang, 3% berat, dan 3% kritis.
Webinar tersebut juga dihadiri dan diisi oleh Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas; Ketua Asosiasi Intelektual dan Profesional Indonesia, Rosalyn Siburian; Ahli Kesehatan Masyarakat Belanda, Aryanti Radyowijati; dan beberapa pakar dan tokoh terkait lainnya. **