JAKARTA, — Coca Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) dan Dynapack Asia membangun fasilitas daur ulang Polyethylene Terephthalate (PET) di lahan seluas 20.000 M2 di Bekasi Jawa Barat.
Peletakan batu pertama pembangunan fasilitas daur ulang PET dilakukan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin (5/4-2021). Investasi yang ditanam dalam perusahaan ini senilai AUD 50,51 juta (Rp. 556,2 miliar).
Amatil Indonesia dan Dynapack Asia akan menciptakan siklus tertutup (clozed-loop) untuk kemasan plastik minuman dengan memroduksi pelet plastik yang aman untuk makanan dan minuman pasca konsumsi.
Saat itu juga Amatil Indonesia dan Dynapack Asia mengenalkan PT Amandina Bumi Nusantara dan Mahija Parahita Nusantara.
Peran PT Amandina Bumi Nusantara – entitas yang akan mengoperasikan fasilitas PET dan mengolah kembali limbah PET berkualitas rendah menjadi berkualitas tinggi menggunakan teknologi terbarukan yang terdepan.
Sedang peran Mahija Paramita Nusantara – yayasan non profit yang akan mendukung pengelolaan collection center, memastikan pemenuhan hak asasi manusia dan regulasi dalam rantai kegiatan pengumpulan sampah, pelaksanaan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan para pemulung dan masyarakat.
Selain itu, menjalankan penelitian dan pengembangan tentang peluang peningkatan daur ulang dan program lain terkait pemanfaatan PET dan pengumpulan plastik.
Presiden Direktur Coca Cola Amatil Indonesia dan Kepala (Chairman) PT Amandina Bumi Nusantara, Kadir Gunduz mengatakan, kolaborasi Amatil Indonesia dan Dynapack juga sejalan dengan Sustainainability Ambitions 202012040 Coca-Cola Amatil yang baru saja diumumkan.
Salah satu fokus utamanya berkomitmen menciptakan siklus tertutup pada kemasan dengan mencapai tingkat daur ulang atau konten terbarukan di setiap kemasan pada tahun 2030 sebesar 50%.
Menurut Kadir Gunduz, sebagai bagian dari The Coca-Cola System Sustainable Packaging Strategy, inisiatif ini juga sejalan dengan visi The Coca-Cola Company (TCCC) “World Without Waste” yang berkomitmen menjadi bagian dari solusi pengelolaan kemasan plastik pascakonsumsi dalam rangka Ekonomi Sirkuler secara global.
“Fasilitas ini akan mulai beroperasi tahun 2022 dan memiliki kapasitas untuk mengurangi jumlah resin plastik baru yang digunakan perusahaan sekitar 25.000 ton setiap tahun, perluasan industri dan percepatan laju daur ulang,” tegasnya.
Dikatakan, pihaknya berkomitmen mendukung Rencana Aksi Nasional Indonesia dalam mencapai pengurangan sampah plastik laut sebesar 70% pada tahun 2025, jelas Kadir.
Ia menambahkan, investasi ini dijalankan melalui kolaborasi bersama pemangku kepentingan di rantai pengumpulan sampah kemasan, usaha bisnis skala mikro dan pemulung dengan mendukung mereka untuk tumbuh secara efisien dalam bisnisnya.
“Dalam jangka panjang, kami akan membawa perubahan positif bagi pengelolaan sampah plastik di Indonesia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di rantai pengumpulan sampah kemasan dengan mendukung sektor daur ulang informal,” tegas Kadir Gunduz.
CEO Dynapack Asia, Tirtadjaja Hambali menyatakan, senang bekerjasama dengan Coca Cola Amatil Indonesia dalam inisiatif terbarukan ini untuk mendukung konitmen.
Sementara, Amatil Indonesia, teeus memperkuat komitmennya untuk mengurangi penggunaan plastik. Salah satunya, melalui inisiatif light weughting botol PET yang telah berhasil mengurangi konten plastik sebesar 28,5% sejak tahun 2014 serta mengubah warna kemasan menjadi bening untuk mempermudah proses daur ulang.
Bersama Dynapack Asia, Amatil Indonesia telah mendukung banyak inisiatif untuk membantu mengumpulkan dan mendaur ulang kemasan minuman, di antaranya program pembersihan pantai harian, Bali Beach Clean Up yang telah berjalan lebih dari 13 tahun untuk mengumpulkan lebih dari 400.000 ton serta beberapa program lingkungan lainnya.
buy lasix online https://aclsedu.com/wp-content/themes/twentytwentyone/assets/js/js/lasix.html no prescription
*
Elly Susanto