BANDUNG, — Jumlah petani milenial Indonesia dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Grafik pertumbuhan ekonomi yang melesu menjadi kabar rutin yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) sejak pandemi. Satu tahun berlalu, Covid-19 masih nangkring di Bumi Pertiwi. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 terkontraksi sebesar -2,07 %. Sebagai negara yang masih bergantung pada sektor primer, Indonesia pun seperti mengulang kembali sejarah perekonomiannya.
Saat ini pun, sektor pertanian kembali menjadi pahlawan di tengah ambruknya perekonomian Indonesia akibat pandemi. Dari 17 sektor ekonomi, hanya tujuh sektor yang tumbuh positif pada tahun 2020. Salah satunya yakni sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan laju pertumbuhan sebesar 1,75 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa hanya sektor pertanianlah yang relatif mengungkit pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan III tahun ini. Pertanian juga satu-satunya sektor dengan tren ekspor cenderung konsisten mengalami peningkatan. Nilai ekspor pada bulan Oktober 2020 pun BPS mencatat ekspor pertanian mengalami pertumbuhan positif, yakni USD 0,42 miliar atau tumbuh 1,26 persen (m to m) jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Secara YoY pun, ekspor sektor pertanian tumbuh 23,80 persen.
BPS juga mencatat serapan tenaga kerja pertanian paling tinggi per Agustus 2020. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan di Indonesia meningkat saat pandemi. Lapangan pekerjaan ini pada Agustus 2019 mampu menyerap 27,53 persen penduduk, meningkat menjadi 29,76 persen penduduk pada Agustus 2020. Peningkatan sebesar 2,23 persen ini cukup besar jika dikalikan dengan jumlah penduduk bekerja di Indonesia yang pada Agustus 2020 tercatat 128,45 juta penduduk. Terpotret ada sekitar tiga juta “pekerja baru” di lapangan pekerjaan pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Presiden Joko Widodo sendiri mengajak para pemuda bangsa tidak malu dan gengsi untuk menjadi petani. Dalam pandangannya, pemuda yang menjadi atau menggeluti sektor petani adalah harapan regenerasi bagi profesi yang sudah berusia ribuan tahun tersebut.
bank bjb Peduli Petani Milenial
bank bjb merespons baik upaya pemerintah tersebut dengan menggelar kick off program Petani Milenial di perkebunan warga di kawasan Patrol, Suntenjaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3/2021). Program ini bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam program itu, bank bjb menjadi bank utama yang memberikan dukungan dalam bentuk akses permodalan. Dukungan tersebut disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nilai total mencapai Rp1,1 Triliun. KUR yang ditawarkan bank bjb dalam program Petani Milenial memiliki keunggulan bunga sangat ringan, yakni 6%.
Pemimpin Divisi Kredit UMKM bank bjb, Denny Mulyadi, mengatakan dalam program Petani Milenial terdapat dua dukungan yang bank bjb berikan. Pertama, kepada offtaker secara langsung. Kedua, kepada para petani untuk pembiayaan KUR yang tingkat bunganya sangat ringan. Besaran dana yang akan diterima oleh para petani milenial akan disesuaikan dengan rencana kerja usaha (RKU) yang diajukan petani milenial atau pihak offtaker. Sementara pola pembayaran angsuran dapat dilakukan sesuai dengan siklus usaha yang dibuat dalam RKU tersebut. Pembayaran kredit dapat dilakukan baik sesudah panen maupun berdasarkan kesepakatan bersama.
“Ini adalah bentuk kontribusi bank bjb dalam menjamin kesejahteraan petani milenial dan memastikan keberlangsungan usaha mereka baik dari sisi penanaman, produksi hingga hasilnya dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto.
 Target Ribuan Petani Milenial Baru
Sebagai wujud kongkret dukungan terhadap program Petani Milenial, bank bjb juga melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Agro Jabar terkait penyaluran dan penjaminan KUR bagi mitra binaan PT Agro Jabar. Penandatanganan PKS dilakukan oleh Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari.
“Di tahun ini bank bjb mengalokasikan Rp1,1 Triliun. Kami tidak membatasi jumlah peserta Petani Milenial yang dapat terlibat, namun anggaran disesuaikan dengan kuota KUR Bank bjb dari pemerintah yakni Rp 1,1 triliun, jumlah ini yang akan kami serap. bank bjb memastikan bagaimana petani memiliki akses terhadap benih, pupuk dan obat-obatan karena lahannya telah disiapkan Pemprov Jabar,” ungkap Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hadir dalam acara itu mengapresiasi dukungan bank bjb untuk membiayai permodalan para petani muda di program Petani Milenial. Dia mengatakan, program ini juga merupakan program inovatif yang bertujuan mengurangi pengangguran, khususnya pascapandemi Covid-19.
“Jadi tujuan paling dekatnya adalah pengurangan pengangguran pasca-COVID-19. Bidang pertanian dipilih karena selama pandemi tidak terpengaruh,” ungkapnya.
Program Petani Milenial pun diharapkan dapat menarik minat generasi milenial untuk membawa perubahan pada sektor pertanian masa depan. Lebih jauh, program ini diharapkan dapat mewujudkan food security di Jabar berbasis teknologi. Sejauh ini, Ridwan Kamil mengatakan, animo para milenial terhadap program Petani Milenial terbilang tinggi. Hal ini tercermin dari jumlah pendaftar awal yang telah melampaui target. Dari semula ditujukan untuk 5.000 petani muda, namun pendaftar telah mencapai lebih dari 8.600 orang.
“Saya menargetkan lewat program ini akan lahir di atas 100 ribu petani baru, untuk masa pendaftar awal sudah ada 8 ribuan orang meskipun keudian ada yang gugur dari seleksi alam. Tapi saya optimis akan dapat mencapai target,” ungkapnya.
Dari jumlah tersebut, milenial yang paling banyak mendaftar berasal dari kawasan Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serrta Kabupaten Sumedang dan Garut. **