SUMEDANG,- Wisata alam Patambon di kaki Gunung Kareumbi, merupakan lahan milik Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Jabar, peralihan dari Perhutani.
Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Cimanggung, Yayat Hidayat. Ia menyebutkan, saat ini lahan seluas total 300 ha tersebut dikelola pemerintah desa, karang taruna serta tokoh pemuda sebagai kader penerus bangsa. Saat ini, kata Yayat, jalan dari Batunangtung menuju wisata Patambon sudah dihotmix.
“Pemerintah desa juga membebaskan lahan milik warga untuk pelebaran jalan. Alhamdulillah yang tadinya hanya masuk motor dan berbatu, becek, sekarang bisa masuk kendaraan roda 4,” katanya kepada wartawan.
Yayat menambahkan, ada penataan tempat istirahat seperti saung (joglo) yang bisa dimanfaatkan wisatawan secara gratis, walaupun ada tiket masuk dan parkir yang diberdayakan oleh karang taruna desa.
“Selain saung, penataan wilayah, camping ground, kolam ikan, mushola, toilet, juga kedepan akan ada tanaman khusus tropis seluas 200 hektar dari total wilayah yang dikelola 300 hektar. Tanaman itu sebagai parunya, dan sebagai perbaikan hutan karena ini masuk hulu anak sungai Citarum dari Sungai Citarik,” beber Yayat.
Selain menyelamatkan ekosistem di sekitar Gunung Kareumbi, Yayat mengklaim menyelamatkan anak sungai Citarum yang bermuara ke Citarum. Sebab, jika dari hulunya bersih, maka di hilir pun akan bersih.
“Saya memiliki filosofi, jika leuweung hejo rakyat pasti ngejo. Jika leuweung rusak, rakyat tangtu balangsak. Makanya, saya ingin memulihkan itu minimal hutannya hejo tapi ada manfaatnya dari sektor pariwisata untuk pemasukan PAD Sumedang,” ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD Sumedang dari Partai Golkar, Asep Kurnia mengaku terpesona melihat kawasan Patambon karena masih asri dan alami. Ia mengaku bisa melihat wilayah Cimanggung dan Bandung dari atas ketinggian.
“Saya berharap kedepan Patambon ini memberikan sumbangsih bagi pemasukan daerah dari sektor pariwisata. Secara umum, wisata ini sangat bagus, ide kreatif pak kepala desa ini patut diacungi jempol. Sebab beban berat untuk mengurus desa saja ada 20 ribu penduduk, ditambah luas wilayah 730 ha, namun masih bisa mengelola hutan bahkan jalannya sudah bagus. Ini prestasi ditengah pandemi Covid-19 ini,” katanya, saat meninjau lokasi Wisata Patambon, usai reses.
Akur, sapaan karibnya, juga berharappembangunan infrastruktur dan kepentingan masyarakat menjadi prioritas utama kepala desa agar menciptakan pemerataan pembangunan di tiap tiap wilayah sampai warga pelosok menikmati program bantuan dana desa ini. (abas)