CIMAHI, — Pengaruh positif terhadap sejumlah pabrik pembuang limbah mulai terbangun, meski program Citarum harum belum mencapai usia setahun.
Diakui Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat saat melakukan sidak dua pabrik tekstil di wilayah Kota Cimahi, yaitu CV. Karunia Warna Abadi dan PT. Laju Makmur Sentosa, Kamis (10/1/19).
CV Karunia Warna Abadi, menurut Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat berdasarkan laporan anggotanya Satgas Subsektor 21-13 Cimahi, pabrik ini sudah konsisten buang limbah cair sesuai parameter yang diterapkan di semua pabrik wilayah Sektor 21.
“Hari ini, menindaklanjuti laporan selama ini dari anggota, saya ingin membuktikan langsung dan mengecek hasil pengolahan limbah perusahaan,” ujar Dansektor 21.
Usai pengecekan, kata Yusep mulai dari awal pengolahan hingga hasil pengolahan, kita mendapatkan air limbah yang dibuang sudah jernih dan ada ikan hidup di kolam outlet sebelum pembuangan, artinya sudah terjadi tren positif. pabrik sudah menerapkan sesuai parameter yang diinginkan satgas dan khususnya keinginan masyarakat.
Sementara pihak Direktur CV Karunia Warna Abadi, melalui Direktur Yahya mengucapkan terimakasih atas sidak Dansektor 21 bersedia mengecek secara pengolahan limbah pabriknya, di Jalan Cibaligo Km 21, No 92, Kota Cimahi.
“Pada prinsipnya kami mendukung program pemerintah, dengan keberadaan Satgas Citarum merasa lebih terdorong untuk meningkatkan hasil pengolahan limbah, agar sejalan dengan tugas dan tujuan satgas mengembalikan kelestarian lingkungan khususnya ekosistem sungai,” ujar Yahya.
buy singulair online http://www.suncoastseminars.com/assets/png/singulair.html no prescription
Yahya menambahkan pabriknya memproduksi kain dan pencelupan 5 ton/hari, menghasilkan limbah cair sekitar 150 meter kubik, pengolahan limbah menggunakan metode Biologi, Fisika dan Kimia.
Sidak dilanjutkan ke PT. Laju Makmur Sentosa di Jalan Industri IV No 6, Cimahi. Dansektor 21 membuktikan langsung hasil pengolahan limbah pabrik yang menghasilkan limbah cair 400-450 M3/hari.
“Perusahaan tekstil kedua yang kami sidak, hasilnya memuaskan, sudah bisa menunjukkan hasil limbah yang jernih dan ada ikan yang hidup, di lokasi IPAL kita bisa melihat ada pembangunan instalasi tambahan untuk pengolahan limbah,” jelas Yusep.
Pengakuan pemilik pabrik, mereka sudah menginvestasikan dana yang lumayan besar untuk membangun instalasi dan pengolahan limbah, artinya sudah mau berbuat untuk lingkungan, mendukung tujuan kami Satgas Citarum, selama ini diharapkan masyarakat tidak ada lagi pencemaran limbah kotor di sungai.
Pemilik PT. Laju Makmur Sentosa Viktor mengakui hasil pengolahan limbahnya sudah sesuai parameter Satgas Citarum, pihaknya tengah melakukan pembangunan instalasi tambahan untuk memaksimalkan pengolahan IPAL.
“saat ini tengah membangun instalasi Ipal metode biologi, berupa bak aerasi kapasitas 500 meter kubik dan bak clarifier berkapasitas 240 meter kubik,” ujar Viktor.
Dengan penambahan instalasi pengolahan dengan metode biologi, semakin memaksimalkan hasil olahan, dan mampu menekan biaya operasional dibandingkan dengan menggunakan metode kimia dan fisika.
Elly