LAMSEL – Petani jagung di Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), mengeluhkan rendahnya harga komoditas jagung saat ini, yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Salah seorang petani jagung, Mamat, asal Kecamatan Sidomulyo, mengatakan, dengan turunnya harga jagung tersebut, menyebabkan para petani kecil harus putar otak agar bisa menanam lagi.
“Karena di samping anjloknya harga, para petani juga susah untuk mendapatkan bibit jagung saat musim tanam. Meskipun ada, tapi harganya cukup tinggi. Hal ini yang membuat para petani, khususnya jagung, kebinggungan,” kata Sukiman di sela saat menggiling jagung di halaman rumahnya, baru-baru ini.
Menurutnya, dengan harga jagung yang berkisar Rp 2.000,00-Rp 2.100,00 per kg ini sangat jauh dibandingkan dengan ongkos biaya saat penanaman dan harga bibit saat waktu tanam. “Di mana biaya bibit, biaya tanam sampai panen tidak sesuai dengan harga saat ini,” ujarnya.
Bagaimana mau menciptakan taraf hidup petani yang lebih baik kalau begini ceritanya. Kalau tidak impor jagung maka seharusnya harga jagung setidaknya tinggi. “Kami berharap agar sekiranya pemerintah bisa membantu petani, khusus jagung, agar kiranya semuanya bisa tersenyum,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan petani jagung lainnya, Sidik Guritno (46), asal Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo. Saat ini para petani baru melakukan panen jagung perdana. Beberapa petani jagung lainnya, masih belum panen. “Tapi, harganya sudah anjlok, apalagi nanti kalau sudah panen raya,“ kata Sidik.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kecamatan Sidomulyo, Didik, menyebutkan, tahun ini jagung cukup bagus dan tidak terserang hama. Hanya saja saat ini Lahan Tambah Tanam (LTT) meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Sehingga, tahun ini memang panennya pun akan lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.
“Sedangkan harga, saya kira tidak begitu anjlok karena dengan harga Rp 2.000,00-Rp 2.100,00 itu kan belum kering benar baru kering giling. Sementara Harga Pokok Pemerintah (HPP) hanya Rp 3.100,00-Rp 3.500,00 per kg,” ujarnya.
Pemerintah menganjurkan agar jangan hanya fokus satu tanaman saja, yakni jagung. Jadi, bisa pula menanam padi, kedelai atau pun tanaman lainnya, yang kemungkinan dengan adanya Lahan Tambah Tanam (LTT) ini. Karena tahun kemarin, harga jagung sangat menjanjikan. Sehingga, para petani yang tadinya hanya menanam 1 hektar kini jadi lebih dari 1 hektar.
“Saya berharap para petani dapat menambah lahan untuk menanam padi karena dengan begitu saya kira dapat meningkatkan harga jual. Dengan demikian, tentunya dapat meningkatkan juga perekonomian keluarga,”jelas Didik.
Reporter: Andy