KAB. BANDUNG,- Calon anggota legislatif dari Partai NasDem nomor urut 4, Ajeng Dini Nurhidayah, getol menggelar aksi positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya pengajian yang dilakukan di sejumlah lokasi, di antaranya di Mesjid Al-Mu’min, Kp. Cipareuag, Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (24/9).
“Meskipun itu bukan daerah pilih (dapil) saya, namun untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah, tidak ada salahnya di mana pun. Apalagi, mesjid Al-Mu’min ini merupakan binaan saya. Setiap pekan saya melaksanakan pengajian bersama jemaah ibu-ibu di sana,” ungkap Ajeng.
Selain itu, Ajeng menggelar pengajian di kediamannya di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jabar. Secara rutin, setiap minggunya ia habiskan waktu untuk pengajian di berbagai tempat.
Ajeng sendiri mencalonkan diri di Dapil 3, yakni Cileunyi, Cimenyan, Cilengkrang dan Bojongsoang. Rencananya, ia akan menggelar pengajian di sejumlah lokasi yang menjadi dapil dirinya.
“Saya pasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Melalui pengajian dan ibadah lainnya, saya memohon petunjuk dari Sang Maha Kuasa atas maksud yang tulus ini. Saya ingin memperjuangkan hak-hak rakyat dan menampung aspirasi rakyat jika dipercaya menjadi wakil rakyat nanti,” pungkasnya. (RED)
Mengabdi untuk Rakyat
Kebijakan afirmatif terhadap perempuan dalam kehidupan politik cukup berarti bagi eksistensi kaum perempuan di kancah politik, baik dalam kehidupan politik lokal maupun nasional. Kendati secara kuantitatif, data menunjukkan bahwa jumlah kaum perempuan yang dapat menduduki jabatan politik masih rendah; rata-rata dibawah 20 persen. Bahkan secara kualitatif eksistensi perempuan pun masih mengundang pertanyaan.
Peraturan perundang-undangan Pemilu yang baik langsung atau pun tidak langsung telah “memaksa” Partai Politik untuk menyisipkan 30 persen pengurus Partai Politiknya dan calon anggota legislatifnya harus dari kaum perempuan, telah membuat sejumlah “pendekar” perempuan turun gunung. Perempuan-perempuan yang mewarisi semangat Dewi Sartika, RA. Kartini, Cut Nyadien, dan para pahlawan perempuan, ikut terpanggil. Mereka siap mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara dengan aktif di Partai Politik; mencalonkan diri menjadi anggota legislatiF, dan jika terpilih akan berjuang demi rakyat Indonesia.
Salah satu pewaris semangat pejuang perempuan yang siap turun gunung merambah dunia politik pada Pemilu 2019 adalah Ajeng Dini. Ibu muda yang cantik jelita ini, lahir di Banudung, 26 Agustus 1991 atau 29 tahun yang silam. Kendati ia sibuk dengan bayi mungilnya dan kariernya sebagai penyanyi, tapi ia rela menyingsingkan lengan bajunya untuk berjuang menjadi wakil rakyat; ia mendaftarkan diri sebagai calon anggota Legislatif (DPRD) Kabupaten Bandung pada Daerah Pemilihan 3 bersama Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Ajeng Dini putri dari Asep Sopandi ini jug berkomitmen untuk mengabdikan dirinya pada kepentingan rakyat. “Saya ikut serta mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung untuk berjuang membela kepentingan rakyat. Saya ingin membantu ikut menyejahterakan rakyat,” kata Ajeng dengan senyumnya yang manis.
Ia menganggap banyak hal yang harus dilakukan dengan perubahan dan perbaikkan pada negara ini, khusus pada pembangunan di Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung perlu mendapat perhatian khusus agar roda pembangunannya dapat berputar cepat seperti kabupaten dan kota lainnya. Hal itu tidak hanya tertumpu pada tanggung jawab Bupati dan Wakil Bupati, tetapi pada anggota Legislatifnya, yakni DPRD Kabupaten Bandung. “Makanya, insya Allah kalau saya menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung, akan berbuat yang terbaik untuk Kabupaten Bandung; demi rakyat Kabupaten Bandung,” kata Ajeng Dini yang semampai dengan tinggi 163 Cm ini.
Semangat dan komitmen Srikandi seperti itulah memang diperlukan bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, turun gunungnya Ajeng Dini dengan restu sang suami, semoga menjadi berkah bagi masyarakat Kabupaten Bandung ke depan. Ajeng Dini salah satunya harapan ke depan bagi Kabupaten Bandung yang lebih baik. Semoga.
BNH