Cianjur, – Anggota Brimob Jabar Dpp Briptu Ronald berikan pesan-pesan dampak dari Panic Buying kepada pengelola toserba di wilayah Cipanas Cianjur.
Mari kita pelajari apa itu panic buying, Panic buying adalah sebuah situasi di mana banyak orang tiba-tiba bahan pokok, bahan bakar, gas elpiji dll sebanyak mungkin karena mereka khawatir akan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi.
Serta jenis perilaku yang ditandai dengan peningkatan cepat dalam volume pembelian, biasanya menyebabkan harga suatu barang atau keamanan meningkat.
buy zithromax online https://yourcialisrx.com/dir/zithromax.html no prescription
Panic buying dapat terjadi ketika konsumen membeli sejumlah besar produk untuk mengantisipasi, atau setelah bencana atau untuk mengantisipasi kenaikan atau kekurangan harga yang besar. Panic buying sering dikaitkan dengan keserakahan dapat dikontraskan dengan panic selling yang dikaitkan dengan ketakutan.
Anggota mengingatkan kepada pengelola yang akhir akhir ini terjadi panic buying akan kenaikan harga minyak, untuk itu pengelola toserba agar membatasi pembelian secara berlebihan apalagi untuk ditimbun, “untuk pembelian minyak murah disini sudah ada ketentuannya tidak boleh membeli di atas 4 liter”, tegas pengelola agen gas elpiji
Sebagaimana diketahui, tak sedikit masyarakat yang melakukan panic buying terkait mewabahnya virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Tak hanya di Indonesia, warga luar negeri pun melakukan panic buying salah satunya dengan memborong masker, handsanitizer yang dulu harganya sempat melambung tinggu
Akibat dari ketakutan akan virus corona, masyarakat jadi ramai-ramai memborong sembako, masker, cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, sabun, bahkan sampai alat pengukur suhu tubuh. Di sejumlah minimarket dan supermarket besar di Ibu Kota salah satunya, barang-barang kebutuhan pokok kosong melompong.
Ludes diborong, seperti beras, telur minyak goreng, gula pasir, mi instan, dan makanan lainnya. Begitupun dengan alat-alat kesehatan.