CIANJUR,– Trend peningkatan berbagai kasus kekerasan pada anak di Cianjur selama periode Januari sampai Juli 2023 mendapat sorotan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Lilis Boy.
“Di Cianjur banyak korban child trafficking. Anak yang dijual, korban kekerasan seksual dan bentuk kekerasan lainnya,” ujar Lilis Boy, seusai sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Penyelenggaraan Perlindungan Anak (PPA), Kabupaten Cianjur, Senin (2/10/2023).
Menurutnya, perlu pendekatan menyeluruh atau holistik untuk menangani atau menekan tingginya kasus kekerasan pada anak. Salah satu upaya yang bisa dilakukan seperti memberikan sosialisasi diantaranya, sosialisasi Perda PPA, pendekatan dengan pendidikan agama.
Selain itu, tambahnya, peran orangtua dalam mengawasi perilaku anak dinilai sangat penting agar anak tidak menjadi korban atau pun pelaku kekerasan.
Lilis menyebutkan, pengawasan orangtua terhadap akses internet pun sebaiknya dilakukan, terlebih untuk hal-hal yang dinilai akan berdampak buruk pada perilaku anak.
“Saya melihat banyak anak-anak yang butuh perlindungan, rasa aman dari berbagai bentuk kekerasan. Banyak faktor yang mengakibatkan kekerasan itu muncul, pengaruh negatif internet, kurang harmonisnya keluarga yang didalamnya banyak anak-anak menjadi korban,” katanya.
Sementara terkait peran pemerintah, Lilis Boy menurutnya bahwa sudah banyak yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar atau Pemkab Cianjur, seperti pendampingan hingga memberikan bantuan hukum, pencegahan dan bentuk komitmen lain dari pemerintah dalam menangani kekerasan pada anak.
Informasi yang dihimpun berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), kasus kekerasan di Kabupaten Cianjur mengalami trend peningkatan selama periode Januari sampai Juli 2023. (rhm)