SUMEDANG,– Bappppeda Kabupaten Sumedang bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang menggelar Rapat Konsolidasi terkait Persiapan Pelaksanaan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) di Aula Tampomas, Rabu (9/3/2022).
Rapat dipimpin langsung Sekda Herman Suryatman didampingi Kepala Bappppeda Tuti Ruswati dan perwakilan BPS Sumedang serta diikuti para Camat dan Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) se-Kabupaten Sumedang.
Sekda Herman Suryatman mengatakan, urgensi Susenas adalah sebagai bahan perumusan kebijakan, termasuk di dalamnya strategi penanggulangan kemiskinan dan kepentingan kepentingan pembangunan lainnya.
“Ini sangat penting sekali. Karena good data makes good decision and good result. Sumedang akan sulit maju kalau tidak di-backup dengan data yang baik. Untuk mendapatkan data yang baik salah satunya adalah melalui pelaksanaan Susenas,” ujarnya.
Oleh karena itu, pelaksanaan pengumpulan data Susenas harus dilakukan secara objektif dan sinergis antara jajaran petugas sensus dan jajaran Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Adapun untuk Sekoper Cinta, lanjut Sekda, beberapa waktu lalu sudah dilaksanakan pelatihan atau Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator Kabupaten sebanyak 30 orang, kemudian disusul ToT bagi fasilitator desa sebanyak 800 orang selama dua hari.
“Setelah dilatih, 800 orang fasilitator ini akan melatih 27.700 orang di 270 desa dan 7 kelurahan. Jadi per desanya jumlah peserta Sekoper Cinta 100 orang,” jelas Sekda.
Dikatakannya, pelatihan tersebut adalah salah satu strategi penanggulangan kemiskinan berbasis pembentukan karakter dimana para peserta diberikan wawasan dan pengetahuan bagaimana mengelola keluarga yang baik dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotornya.
“Semuanya terangkum dalam 9 sembilan modul yang telah disiapkan sebagai bekal para IRT dalam menjalani kehidupan rumah tangga,” tuturnya.
Diharapkan para peserta Sekoper Cinta menjadi agen perubahan di desanya dan menjadi motor penggerak untuk membangun ketahanan ekonomi keluarga.
“Dari 2.770 orang yang dilatih, mudah-mudahan bisa ‘getok tular’ ke ratusan ibuibu yang lainnya. Keluarga maju, desa maju, kecamatan maju, kabupaten pasti maju,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan BPS Sumedang Yanyan menyampaikan, kegiatan Susenas merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dua kali dalam setiap tahunnya, yaitu pada bulan Maret dan September.
“Susenas dilaksanakan di seluruh Indonesia.Waktunya ditentukan oleh pusat yaitu bulan Maret dan September. Bulan ini Susenas dimulai dari tanggal 1 sampai 31 Maret 2022 mendatang,” tuturnya.
Dikatakan Yanyan, para petugas yang turun ke lapangan sudah mengikuti pelatihan terdiri dari 24 orang pengawas dan 45 orang pengumpul data lapangan.
Ia menegaskan bahwa Susenas bukanlah untuk mencari orang miskin, melainkan untuk menghitung penduduk miskin melalui pendekatan rumah tangga.
“Setiap RT akan didata 3 jam oleh petugas dan diberi kesempatan maksimal 4 kali. Target kita bukan mencari orang miskin tetapi menghitung garis kemiskinan. Datanya dari survei tersebut,” katanya. (bs/hms)