BANYUMAS,- BBPP Batu selaku penanggung jawab Upsus di Kabupaten Banyumas, menjalin koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas bersama dengan Kodim 0701 Banyumas untuk mensukseskan Upsus pada masa tanam I (2018-2019). BBPP Batu Jawa Tengah terus memberikan arahan, strategi dan sistem kerja yang tepat.
Dalam koordinasi tersebut, Kepala Balai BBPP Batu Wasis Sarjono, S.Pt. M.Si mengatakan strategi dan sistem kerja yang telah terbangun selama ini harus dipertahankan dan terus di sempurnakan agar dapat lebih baik.
“Kami harus terus membangun komunikasi dan koordinasi, serta pemberdayaan yang komprehensif di lapangan, bersama lembaga terkait,” terangnya.
Menurutnya selama ini percepatan tanam di Banyumas pada Bulan Desember sebesar 16.299 Ha atau 96% dari target yang di tetapkan Dirjen Hortikultura selaku PJ UPSUS Propinsi Jawa Tengah 17.030 Ha.
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Ir Suwarseno mengatakan bahwa untuk mendukung Upsus Pajale, dinasnya telah mendorong optimalsisasi lahan tegalan dan sawah tadah hujan, agar bisa menanam padi, jagung maupun kedelai.
“Untuk mendorong percepatan tanam, kami akan melaksanakan Rapat koordinasi persiapan tanam pada pada masing masing kecamatan pada bulan Pebuari 2019 dengan mensosialisasikan sistem methok (sebar sebelum panen),” katanya.
Hal ini di latar belakangi oleh kondisi alam, iklim dan cuaca yang telah bergeser. Pergeseran ini harus diikuti dengan perubahan prilaku petani dalam bercocok tanam.
“Karena jika tidak pada MT II petani akan kesuliatan air. Ada istiadat dan kebiasaan pola tanam petani dilapangan cukup sulit berubah, sehingga harus ada sosialisasi yang intensif melalui forum dan sekolah lapang yang di dukung sepenuhya oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),” jelasnya.
Warseno juga menambahkan Capaian Luas Tambah Tanam (LTT), pada Bulan Desember 2018, juga harus kita jaga dengan seksama, dengan penuh dedikasi, bersama petugas Pengendalai Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Poktan, Gapoktan, dan petani.
Edukasi terhadap petani untuk selalu mengamati perkembangan pertanaman mutlak dilakukan setiap hari agar di peroleh informasi sedini mungkin perkembangan hama, penyakit, maupun organisme yang mengganggu pertanaman di sawah.
“Keberhasilan penani pada masa tanam (MT) I ini menjadi energi dan motivasi yang luar biasa bagi petani pada MT II, sehingga kita harus berupaya dan berdoa dengan sungguh sungguh agar berhasil dengan profitas dan hasil yang maksimal, untuk mendukung ketahanan pangan baik lokal maupun nasional,” tegasnya.
Ia yakin bersama BBPP Batu, Upsus pada masa tanam I dapat terlaksana dengan sukses.
Ari S-Triswo