SOLOKANJERUK, — Warga di 5 Desa Kec. Solokanjeruk apresiasi terhadap kehadiran Satgas Sektor 21 Citarum Harum Subsektor 17 dari lingkungan yang tidak terurus dan sungai Citarik yang penuh sampah dan limbah, kini sudah bersih dan aliran sungai pun lancar.
Sementara Satgas Subsektor 17, Serma Agus Sumarna dalam obrolan dengan awak media saat ada kerja bakti di Kp. Karanganyar Desa Padamukti Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Kamis (25/2-2021) menjelaskan, apresiasi warga di 5 desa dibuktikan dengan selalu turut bekerja bakti bersama Satgas Subsektor 17.
Ia memerinci ke 5 Desa itu Desa Panyadap, Padamukti, Cibodas, Langensari dan Solokanjeruk. Dalam tiap kegiatan Satgas, warga selalu berkolabirasi.
Kolaborasinya dalam setiap kegiatan Satgas karena Satgas pun selalu koordinasi dengan aparat setempat, ujar Serma Agus Sumarna.
“Alhamdulillah para warga dan aparat setempat mengapresiasi jika Satgas ada kegiatan. Kolaborasinya sudah bagus,” ucap Serma Agus.
Kebetulan, katanya, di wilayahnya, sungai besarnya hanya Citarik. Sedangkan anak sungainya ada 4 yaitu Sungalah, Cikaro, Citangkurak dan sungai ABRI. Mengenai sungai ABRI ini, Serma Agus menjelaskan, penamaannya karena dibuat saat ada ABRI Masuk Desa (AMD).
Panjang sungai Citarik antara 7 – 8 km yang masuk Sektor 21 Subsektor 17 Solokanjeruk, kata Serma Agus seraya menambahkan, yang paling banyak memroduksi sampah yang masuk ke Sungai Citarik adalah sungai Sungalah yang berada di lingkungan masyarakat dan melalui desa Panyadap serta Padamukti.
Ia gembira, kini kesadaran masyarakat tentang pembuangan sampah dikerjakan oleh Karang Taruna yang dalam seminggu diambil dua kali. “Alhamdulillah para remaja Karang Taruna yang sadar betapa penting lingkungan yang bebas sampah. Mereka diberi upah dari sumbangan tiap warga yang diambil sampahnya”.
Menurut Serma Agus, yang paling sering karya bakti warga Desa Padamukti dan Desa Solokan jeruk dan kebetulan “produksi” sampah dari kedua desa itu terbilang banyak.
Mengenai kendala, katanya, pasti ada. Warga belum terlalu sadar cara penbuangan sampah ini karena di tiap RT/RW belum disediakan tempat pembuangan sampah. Mereka kebingungan kemana membuang sampah yang akhirnya ditumpuk-tumpuk.
Akhirnya pihak desa berinisiatif berkomunikasi dengan Dinas Kebersihan untuk membawa tumpukan sampah itu.
Kendala lain di Desa Panyadap belum ada TPS karena warga menyatakan bau jika dibuang di TPS. Jadi desa ini pun membuangnya sebagian ke desa Padamukti. Sedang pengambilan sampah oleh Karang Taruna baru berjalan di sebagian wilayah Subsektor 17.*
Elly