SUMEDANG,– Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir menjadi narasumber pada acara Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting secara virtual, Selasa (24/8).
Dalam paparannya Bupati mengatakan, pada Tahun 2018 stunting di Kabupaten Sumedang ada di angka 32,02 persen sehingga Sumedang dijadikan Kabupaten prioritas dalam rangka program stunting oleh pemerintah pusat.
“Sesuai dengan misi kami yakni Sumedang Simpati, diantara target kinerjanya kami ingin menuntaskan stunting di atas 9 persen pada akhir masa jabatan yakni tahun 2023,” ucapnya.
Menurut Bupati, perlu kerja keras dari semua pihak dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sumedang.
“Perlu extra effort dan kesungguhan dari semuanya, termasuk program yang betul-betul sinergis. Selain itu, delapan aksi konvergensi bisa dijalankan dengan sebaik-baiknnya,” ujarnya.
Dikatakan Bupati, pelaksanaan delapan aksi konvergensi di Kabupaten Sumedang dilakukan dengan pendekatan agama, pendekatan budaya, pendekatan teknologi, dan pola kolaboratif (pentahelix).
“Dilakukan beberapa diferensiasi yang dilakukan Kabupaten Sumedang berkaitan dengan penurunan angka stunting,” ucap Bupati.
Bupati menegaskan, salah satu kunci keberhasilan Kabupaten Sumedang dalam menurunkan angka stunting adalah adanya komitmen pimpinan.
“Komitmen akan terbangun dari seorang pemimpin yang paham akan persoalan. Stunting merupakan bagian dari masalah yang harus kita selesaikan. Kita harus melahirkan program serta kegiatan untuk mengatasinya,” tegasnya.
Selain itu, pemimpin harus mampu menyelesaikan persoalan dengan cara melakukan konsolidasi melalui birokrasi untuk sama-sama memahami akan arti pentingnya penyelesaian masalah.
“Harus ada cross cutting dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam menangani stunting ini melalui program dan kegiatannya,” ujarnya.
Bupati menambahkan, dalam menghadapi persoalan stunting di Kabupaten Sumedang, telah dilakukan pendekatan sistem melalui Peraturan Bupati yang mengarah kepada hal tersebut seperti Perbup mengenai peran serta Pemerintah Desa.
“Kami telah membuat sebuah kebijakan, salah satunya Dana Desa harus di arahkan untuk stunting, penurunan kemiskinan, dan peningkatan indeks kepuasan masyarakat,” imbuhnya.
Menurut Bupati, harus ada inovasi untuk mengatasi persoalan stunting yakni dengan pemanfaatan IT.
“Kabupaten Sumedang sendiri tengah menerapkan SPBE. Jadi pemanfaatan IT merupakan kunci untuk percepatan akselerasi, pencapaian program dan kegiatan,” tukasnya.
Dikatakan, Kabupaten Sumedang telah berhasil menurunkan angka stunting salah satunya dengan aplikasi e-Simpati (Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi).
“Aplikasi ini digunakan para kader Posyandu untuk melakukan pendataan, pencatatan riwayat pemeriksaan ibu hamil dan anak, serta memberikan wawasan terkait status gizi anak untuk melakukan pencegahan stunting,” ungkasnya. (abas)