SUMEDANG,– Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman secara simbolis membagikan bingkisan sembako secara serentak kepada para petugas jaga di 11 Check Point C Posko Perbatasan, Jumat (22/5/2020).
Dony dalam kesempatan tersebut memberikan secara langsung kepada para petugas Posko di Check Point Perbatasan Sumedang-Subang.
Ia mengingatkan para petugas bahwa memasuki PSBB tahap ketiga yakni menjelang lebaran, tidak bisa dihindari akan menjadi puncak keramaian, puncak mudik, dan puncak kegiatan.
“Secara teori Covid-19 ada di kerumunan, di keramaian. Oleh karena itulah, kami akan terus perketat. Kalau di pertandingan bola ini babak final. Harus kita lewati dengan memperketat sehingga tidak ada kerumunan dan pemudik karena aturannya kan tidak boleh mudik,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, kalaupun ada yang mudik ke Sumedang tentu akan diminta putar balik. Tetapi kalau KTP Sumedang, kita rapid test dulu.
“Jika hasilnya negatif, kita isolasi di desanya. Kalau positif, kita rujuk ke rumah sakit. Jadi PSBB akan tetap kita perketat, disiplin, dan tegas sehingga Covid 19 cepat berlalu,” ujarnya.
Dikatakan, adanya lima orang pasien terakhir yang positif adalah terbukti para pemudik dan sekarang ada 2.000 pemudik yang tersebar di pelosok desa dan kecamatan. Diantara mereka ada yang diam di rumah dan ada juga yang berkeliaran.
“Kekhawatiran saya adalah 2.000 lebih pemudik tersebar di tiap desa dan kecamatan. Baru 500 orang terakhir yang telah dilakukan swab test, sudah tambah lagi pemudik tiap hari. Saya khawatir potensi penyebaran virus semakin tinggi,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia akan tetap tegas mencegah pemudik masuk, mencegah banyak kerumunan dengan tinggal di rumah saja.
“Keluar rumah hanya untuk kepentingan mendesak membeli Sembako. Virus Covid-19 tidak terlihat dan pengidapnya ada yang tidak bergejala sehingga orangnya tampak sehat tetapi di dalamnya ada virus. Jadi lebih baik mencegah,” katanya.
Pemerintah melarang toko busana buka, toko eletronik, dan toko-toko di luar sembako dan kesehatan. “Pasar buka untuk membeli kebutuhan pokok saja. Tapi jangan lama lama hanya cukup sebentar. Jangan sampai ada persepsi masjid dilarang, toko diperbolehkan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, apa yang diputuskan olehnya telah didiskusikan dengan para pakar kesehatan dan para ulama melalui keputusan bersama.
“Berdasarkan basis keilmuan dan keagamaan, semua untuk kemashalatan umat dan menjaga keselamatan jiwa. Ketika ada alternatif lain yaitu Salat Id di rumah dan masih sah, itu yang diambil untuk menghindarkan kerumunan,” tukasnya.
Ia menegaskan, kalau PSBB ini diperlonggar, takutnya jebol karena ketika masih PSSB saja, masih banyak yang mencuri-curi kesempatan.
“Apalagi kalau ibarat pintu, dibuka sedikit pintunya bisa-bisa jebol. Mending tutup sekalian. Jadi kita terus berusaha menjaga Sumedang ini dengan mengerahkan kekuatan bahkan sekarang diperketat check point, termasuk hari ini saya memantaunya langsung demi menyelamatkan warga masyarakat Sumedang” katanya.
Ia juga menyampaikan, tenaga medis tiap hari berkeliling ke wilayah kecamatan untuk mengambil test swab para pemudik.
“Test swabnya diambil oleh petugas kami kalau ada yang mudik. Ada yang positif, malam-malam dari Surian diantarkan ke Rumah Sakit. Ini aparat yang luar biasa menjaga kita,” ucapnya.
Oleh karena itu, bupati meminta warga untuk menghargai jasa para petugas dan tenaga kesehatan dengan menaati aturan PSBB.
“Kami mohon kesadarannya agar apa yang dilakukan dengan sekuat tenaga ini bisa dibantu oleh semua pihak. Karena masalah ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya pemerintah,” imbuhnya.
Dikatakan, upaya tersebut bisa lancar sukses apabila semuanya bisa ikut bersama-sama bertanggung jawab.
“Kalau di lapangan ada yang tidak sesuai, kami akan perbaiki terus, akan tegakkan terus aturannya. Jadi insyaalloh pemerintah hadir. Tidak akan abai mengatasi persoalan ini,” pungkasnya. (Abas)