CIMAHI, — Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat kembali dapati perusahaan tekstil yang mampu mengolah limbah sesuai harapan Satgas Citarum dan keinginan semua masyarakat Jawa Barat, ialah PT Kamarga Kurnia yang berlokasi di Jalan Cibaligo, Kota Cimahi.
Hal ini diketahui Kolonel Yusep Sudrajat usai mengecek langsung operasional IPAL perusahaan dalam melaksanakan kegiatan sidak harian ke industri tekstil yang ada di wilayah Sektor 21, meliputi Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, hingga Kabupaten Sumedang.
Pada kesempatan sidak kali ini, Rabu (14/11/2018), Dansektor 21 beserta anggotanya Subsektor 21-13 Cimahi menyidak perusahaan tekstil yang ada di wilayah Kota Cimahi, tepatnya di Jalan Cibaligo. PT Kamarga Kurnia dipilih menjadi perusahaan pertama yang di sidak oleh Dansektor 21 dan anggotanya.
Setelah melakukan pengecekan pengolahan limbah milik PT Kamarga Kurnia, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat terlihat puas atas hasil pengelolaan limbah pabrik yang baru pertama kali didatanginya. Pasalnya, pengecekan yang dilakukan secara seksama antara Satgas dan pihak direksi pabrik, sudah sesuai dengan harapan Satgas dan masyarakat.
“Setelah kita cek mulai dari proses awal pengolahan hingga outlet pembuangan, limbah yang dibuang sudah sesuai parameter yang diharapkan masyarakat dan yang selama ini diterapkan satgas, jernih dan sudah terdapat ikan hidup,” jelas Dansektor 21.
“Kita harapkan pabrik ini terus mempertahankan hasil pengolahan ini, dan menjadi trigger bagi perusahaan lain yang sejenis,” harapnya.
Sementara, Wirianto Djakaria selaku Direktur PT Kamarga Kurnia mengaku pihaknya sejak empat tahun yang lalu telah melakukan pembenahan pengolahan limbah.
“Sebenarnya kita sudah melakukan pembenahan sejak 4 tahun lalu, dan mulai berjalan secara maksimal sejak 2 tahun yang lalu,” ujarnya.
Sampai saat ini, lanjut Wirianto, pihaknya tengah mengerjakan pemasangan instalasi bak lamela yang baru yang ada di area pengolahan Kimia. “Kita sedang pasang bak lamela yang baru sebagai tahap penyempurnaan hasil pengolahan, menggantikan bak yang lama karena sudah berkarat,” jelasnya.
Untuk pembenahan IPAL sacara menyeluruh sejak 4 tahun uang lalu, pihak pabrik mengaku telah menginvestasikan biaya lebih dari 10 miliar rupiah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran perusahaan terhadap lingkungan, khususnya kelestarian sungai.
“Selama melakukan pembenahan secara menyeluruh, kami telah menginvestasikan biaya lebih dari 10 miliar,” ungkapnya.
Elly