BANDUNG – Dansektor 21 Kol. Inf. Yusep Sudrajat menegaskan dengan pedoman Perpres No. 15 tahun 2018, seluruh jajarannya akan tetap selalu mengecek kondisi air sungai yang mengalir ke sungai Citarum.
buy cytotec online http://www.mrmcfb.org/images/patterns/my/cytotec.html no prescription
Karena dikhawatirkan masih ada pabrik yang nakal dengan membuat lubang siluman.
Penegasannya ini ia sampaikan Kamis kemarin (17/10) saat mengecek lubang IPAL PT. Tastex yang memproduksi handuk dan pencelupan di jalan Rancaekek km 26.5 jalan raya Bandung-Garut. Penegecekan dilakukan karena ada laporan masyarakat dan media.
Menurut Kolonel Yusep, ternyata setelah dicek, pabrik yang setiap hari mengeluarkan 300 M3 limbah cair ini, tidak ditemukan lubang pembuangannya yang mengeluarkan limbah kotor.
Ini, kata Dansektor 21, karena PT. Tastex selalu memelihara IPALnya yang telah dibangun dengan biaya Rp. 2-3 M menggunakan dan masih menggunakan fisika kimia. Ke depan dengan perbaikan lagi aka menggunakan biologi.
Dansektor menyatakan, di sekitar sungai Cibulareng, Citarik aliran airnya masuk ke sungai Citarum. Di sini ada 8 pabrik yang akan tetap dipatroli karena masih ada pabrik yang nakal dan membuang limbah cairnya melalui lubang pembuangan siluman.
Sementara itu, Penanggung jawab PT Tastex, Shemin mengemukakan, atas laporan media yang tidak benar, pihaknya telah dirugikan. Ia tidak merasa seperti yang dilaporkan.
Sebab, kata Shemin, pabrik yang didirikan tahun 1989 ini sudah membangun Ipalnya dan 2 bulan lagi akan ditingkatkan lagi dengan biaya yang besar dan gunakan biologi. Semnetara ini masih menggunakan fisika kimia.
Tentang program Citarum Harum, Shemin mengatakan, sejak dicanangkan, manajemen pabrik tetap komitmen untuk turut menyukseskannya.**
Elly