BANJAR, PATROLI – Salah satu korban dugaan penipuan berinisial SP mengaku bahwa kurang lebih 7 bulan dirinya mengenal Popon yang merupakan pensiunan guru SD di Banjarsari Ciamis, Jawa Barat.
Perkenalan SP dengan Popon direkomendasi oleh Khoer, salah satu guru di MTs Langensari, Kota Banjar dan juga oleh Ida, asal Banjarsari yang juga merupakan sebagai guru SD di wilayah Kertahayu, Pamarican Kabupaten Ciamis.
“Dari perkenalan itu, Popon menawarkan jasa kepada saya, bahwa dirinya mengaku dapat membantu untuk merekomendasi pinjaman kredit ke bank secara cepat, khususnya pinjaman ke salah satu bank dengan jaminan SK, baik itu SK PNS yang masih aktif maupun SK pensiunan,” ungkap SP, belum lama ini.
SP melanjutkan, Popon juga mengaku mampu membantu para PNS atau pensiunan PNS yang SK-nya masih dalam anggunan di bank lain. Menurut Popon, masih kata SP, carannya yaitu SK asli yang posisinya masih dalam anggunan misal di bank atau di koperasi bisa digandakan, yang penting bisa saling menjaga rahasia, jangan sampai bocor ke orang lain.
“Popon juga menyebutkan bahwa dirinya dalam menjalankan pekerjaan ini tidak, sendiri yaitu dibantu ES warga Cimahi dan Ar yang katanya pegawai salah satu bank di Kota Banjar. Data percakapan saya dengan Ar ada pada saya,” ungkap SP.
Masih diutarakan SP, menurut keterangan Popon bahwa ES dan Ar adalah tim ahli yang lebih mengetahui bagaimana caranya pembuatan SK PNS palsu.
“Seiring berjalan waktu, saya sangat menyesalkan, karena 7 bulan sudah hingga saat ini Popon, ES juga Ar sama sekali belum menunjukan itikad baiknya untuk dapat mengembalikan dekumen SK asli milik saya, berikut juga dengan uangnya,” sesal SP.
Menurut SP, Popon, ES dan Ar dalam menjalankan praktiknya selalu meminta sejumlah uang kepada dirinya. Alasan mereka untuk biaya oprasional dan lancarnya proses pencairan.
“Dalam hal ini, saya minta kepada pihak yang berkompeten untuk dapat menindaklanjutinya. Termasuk kepada wartawan, mau diberitakan monggo, mau dipolisikan juga masa bodo. Silahkan saja. Saya sudah capek. Karena bagi saya, lebih baik pinjaman kredit saya tidak cair daripada saya harus berperkara dengan hukum. Karna adanya SK PNS palsu tersebut,” pungkas SP.
Dengan berbekal informasi tersebut, wartawan bersama SP mendatangi rumah Popon di Kelurahan Bojong Kantong, Kota Banjar. Namun saat diketuk pintunya, Popon tidak merespon, sehingga ia tak berhasil ditemui.
Berdasrakan informasi dari tetangganya, Popon sedang ada di rumah. Kemudian SP membuka pintu rumah Popon, dan ternyata benar Popon ada di kamarnya. Tampak raut wajahnya pucat terkesan takut atas kedatangan tamu tidak diundang ini.
Ketika diwawancarai wartawan, Popon mengakui mengenal SP dan sedang mengurus pencairan atas nama SP bersama dengan ES juga Ar. Popon juga mengaku sering bertemu ES. Popon juga menunjukan fotocopi KTP ES.
Popon mengakui uang yang dikirimkan SP ke nomor rek tertunjuk itu sepengetahuannya. Popon berjanji akan mendatangkan ES juga Ar untuk ikut mempertanggungjawabkannya.
Popon juga membenarkan adanya SK palsu alias Kw yang dibuat oleh ES dan Ar. Namun Popon belum melihat fisik SK-nya.
Popon juga membenarkan adanya SK palsu yang dikirimkan ke Kusno, asal Lakbok, Ciamis. (JH 898)