SUMEDANG,– Sedikitnya enam desa di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang terdampak banjir musiman yang terjadi pada Jumat (24/12) sore. Adapun, enam desa tersebut di antaranya Desa Cipacing (terparah), Cikeruh, Mekargalih, Sayang, Cileles, dan Cibeusi.
Banjir ini terbilang paling parah sepanjang dekade tahun 1986, 1990, dan sekarang akhir 2021.
Camat Jatinangor, Drs. Herry Dewantara mengatakan, meskipun tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu, namun korban banjir kehilangan harta dan benda. Herry pun mengklarifikasi video yang beredar, di mana terlihat seorang warga naik ke atas genteng. Herry menegaskan itu bukan di daerah Cipacing Kecamatan Jatinangor, melainkan di Cileunyi, Kabupaten Bandung.
“Sudah dilakukan pengecekan lokasi oleh Forkopimcam Jatinangor, Kasi dan Anggota Satpol PP Kecamatan Jatinangor, Anggota Polsek Jatinangor, Anggota Danramil Jatinangor, Gabungan Relawan Bencana Kecamatan Jatinangor, Kepala Desa Cipacing, Perangkat Desa Cipacing, Babinsa Desa Cipacing, Bhabinkamtinmas Desa Cipacing. Kami masih asessmen data ada berapa warga yang terdampak, kalau jumlah desa jelas ada enam desa,” ujarnya.
Ia menyebutkan, banjir selain akibat faktor musiman juga karena dampak pembangunan Tol Cisumdawu. Ditambah intensitas hujan yang sangat lebat disertai angin petir mengakibatkan arus air beserta lumpur dari arah utara (Gunung Manglayang/Kiara Payung) melimpah ke arah bagian selatan Kecamatan Jatinangor dan menggenagi beberapa wilayah di enam Desa tersebut.
“Untuk sementara, data korban banjir di Desa Cipacing tergenang sebanyak 4 RW (yakni RW 01, 02, 03 dan 04). Sementara RW yang rutin banjir meski tidak ada dampak tol, yakni RW 13 dan 18 Dusun Solokan Jarak dan Kampung Baru,” ujarnya.
Sementara di Desa Cileles yang terdampak banjir yakni di RW 07 dan 06 tanggul jebol yang mengakibatkan persawahan Masjid dan Pontren Al Falah tergenang air. Dan di RW 03 terjadi longsor dan gerakan tanah yang berpotensi menghanyutkan 2 rumah warga akibat tergerus aliran air.
“Di Desa Cikeruh menggenangi wilayah di sekitar bantaran sungai Cikeruh dan di Sayang di Dusun Taraju serta di Mekargalih Dusun Munggang,” jelasnya.
Butuh Bantuan
Herry mengatakan, saat ini korban terdampak banjir membutuhkan sembako, alat kebersihan, makanan dan pakaian anak bayi dan balita, serta obat obatan.
“Sementara untuk korban dan kerugian, tidak terjadi korban jiwa hanya kerugian harta benda akibat banjir tersebut. Namun nominalnya belum sempat dihitung karena kami masih fokus pada evakuasi warga dan pembersihan lokasi serta pembuangan air yang masih menggenang,” tandasnya. (abas)