SUMEDANG,– Hari pertama pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir memonitor kesiapan protokol kesehatan di Gereja Kemah Daud, Jalan Tampomas, Nomor 60 Sumedang, Selasa (2/6/2020).
Menurut pemantauan Bupati di hari pertama pemberlakuan AKB, protokol kesehatan di jalan-jalan dan pusat keramaian dapat dijalankan dengan baik. Masyarakat patuh aturan.
“Indikatornya adalah masyarakat yang memakai masker hampir 95 persen, jaga jarak di tempat keramaian, sudah memakai SOP dan dijalankan, sudah ada thermal gun, tempat cuci tangan, dan handsanitizer,” ucapnya.
Ia menerangkan bahwa sejak Senin (1/6/2020) sudah dilakukan simulasi di berbagai tempat seperti di mesjid, pusat perbelanjaan, dan hotel.
“Termasuk hari ini saya melihat kesiapan Gereja Kemah Daud sejauh mana menjalankan protokol kesehatannya, gugus tugasnya ada atau tidak,” tuturnya.
Dikatakan, sudah ada Satgas Gugus Tugas di gereja tersebut yang bertanggung jawab untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik, termasuk SOP-nya.
“Ketika masuk tadi melihat ada tempat cuci tangan, di dalam sudah diatur jaga jarak. Tinggal alur in dan outnya yang harus dilebarkan,” katanya.
Ia menegaskan kembali agar kehadiran jemaat maksimal 50 persen dari kapasitas yang ada.
“Jadi kalau biasanya di sini 60 orang. Berarti sekali acara keagamaan itu, hanya 30 orang. Sudah siap di sini akan dibagi shift. Jadi kalau 60 dibagi jadi dua shift.
Durasi ibadahnya juga akan dipersingkat. Jadi rumah ibadah manapun dalam kondisi sekarang lama (ibadah) akan dipersingkat,” ucapnya.
Bupati mengingatkan warga bahwa menjalankan protokol kesehatan itu bukan hanya melaksanakan anjuran pemerintah, tapi sebagai kebutuhan bersama untuk menjaga keselamatan jiwa dan kesehatan.
“Bersyukur sudah relatif cukup baik. Terus dipertahankan karena dibutuhkan kesadaran bersama yang tumbuh dari warga sendiri. Bukan hanya menjalankan himbauan pemerintah,” tuturnya.
Menurutnya, upaya pemerintah tiada akan ada artinya tanpa kerja sama masyarakatnya.
“Marilah kita laksanakan dengan sebaik- baiknya agar tujuan AKB tercapai yakni rakyat produktif, protokol kesehatan efektif, dan aman dari Covid,” harapnya
Ia menginginkan Covid di Kabupaten Sumedang dapat terkendali, tidak bertambah jumlah kasusnya dan sebarannya tidak ada cluster baru.
“Itulah indikator keberhasilan AKB. Jangan sampai kita kembali ke PSBB. Kembali lagi bekerja di rumah dan beribadah di rumah. Itu yang tidak kita harapkan,” ujarnya.
Ia menegaskan, SOP AKB sudah disebarluaskan, SDMnya sudah siap, dan persiapannya matang, termasuk fase-fase pemberlakuannya secara bertahap.
“AKB di Sumedang secara bertahap diawali pembukaan rumah ibadah dulu dan sektor ekonomi. Fase kedua tempat pariwisata. Fase ketiga tempat-tempat umum seperti taman bermain dan lainnya. Jadi kita bertahap. Tidak boleh “gurunggusuh”. Harapan kita bertahap ini bisa terkoordinasikan dengan baik,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, jika AKB tidak dijalankan secara bertahap, dikhawatirkan euforia masyarakat tidak akan terkendali.
“Ada istilah ‘Kuda lepas ti gedogan’ sehingga semuanya tak terkendali. Tapi kalau bertahap, ada pengkondisian memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik,” ujarnya. (bn/bs)