BANDUNG, — Kota Bandung berusia 213 tahun. Di usia tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi warganya.
Mulai dari bidang ekonomi, infrastruktur, hingga persoalan sampah. Semua masih menjadi perhatian Pemkot Bandung.
Menurut Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, pada tahun 2022 Kota Bandung berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,41 persen atau lebih tinggi dibanding 2021 yang mencapai 3,76 persen. Artinya, kehidupan ekonomi Kota Bandung pulih meski sempat terkena badai resesi pada saat pandemi Covid-19.
“Kita bersyukur angka kemiskinan tahun 2022 berkurang menjadi 4,25 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai 4,37 persen dari jumlah penduduk Kota Bandung,” ungkap Bambang pada Rapat Paripurna HJKB ke-213 di Gedung DPRD Kota Bandung, Senin (25/9/2023).
Menurut Bambang, Kota Bandung telah berperan penting dalam pembangunan ekonomi, baik dalam skala regional maupun nasional. Hal itu karena ditopang akselerasi infrastruktur yang luar biasa.
Kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung dan rencana pembangunan Tol Getaci telah berhasil mengangkat Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Kota Bandung menjadi yang tertinggi di Jawa Barat dengan skor 4,12, lebih tinggi dari IDSD Jawa Barat sebesar 3,64 atau indeks daya saing nasional sebesar 3,26.
“Berarti infrastruktur di Kota Bandung mampu mendorong efisiensi dan produktivitas barang dan jasa dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Di luar itu, Bambang juga menyinggung soal permasalahan sampah. Menurutnya, soal penanganan sampah, Pemkot Bandung berkolaborasi dengan pemerintah daerah lain untuk menangani permasalahan tersebut.
“Persoalan sampah kita sudah melakukan berbagai macam upaya, bagaimana mengelola sampah bukan hanya di hilir, tapi di hulu juga,” kata Bambang
Ia mengatakan, sebagai upaya terdapat sekitar 237 RW Kawasan Bebas Sampah (KBS) hingga 2.000 lubang komposting.
“Dalam waktu dekat ini, akan membuat Instruksi Wali Kota (Inwal) diperuntukkan semua level, semua komponen di Kota Bandung peduli pemilahan sampah,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan menyampaikan, perlu kolaborasi berbagai pihak untuk mewujukan Bandung yang unggul.
“Langkah prioritas itu berkolaborasi. Termasuk juga akan dilakukan percepatan TPA Legok Nangka. Ini solusi penanganan sampah regional. Ini menjadi langkah awal komunikasi untuk penanganan sampah,” ungkapnya.
Tedy mengatakan, DPRD Kota Bandung mendorong Pemkot Bandung untuk berintegrasi penguatan pemilahan sampah.
“Secara terpadu integrasi dari hulu ke hilir. Penguatan itu di sumbernya. Intinya dari hulu, yaitu rumah warga mulai pemilhan dilakukan di sana. Ada juga Instruksi Wali Kota soal penanganan sampah,” ujarnya.
Sedangkan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menyampaikan, Pemprov Jabar terus berupaya untuk mempercepat dimulainya pembangunan TPS di Legok Nangka. Sebagai upaya membantu masalah penanganan sampah.
“Saya akan berusaha untuk mempercepat dimulainya pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka untuk membantu penanganan masalah sampah di beberapa kota/kabupaten, termasuk Kota Bandung,” bebernya.
Menurutnya, masalah sampah di Kota Bandung adalah masalah yang mendesak. Jika tidak ditangani dengan serius, ini akan menjadi bom waktu.
“Upaya penanganan sampah yang efektif seharusnya dilakukan sejak dari sumbernya, dari hulunya. Oleh karenanya masyarakat perlu bersama-sama berperan aktif dengan aturan dan pengawasan yang jelas sehingga semua bisa saling memahami,” ucap Bey. **