Jadikan Sungai Cimahi Pilot Project
Kebersihan dari Limbah Industri
BANDUNG – Dansektor 21 Kol. Inf. Yusep Sudrajat berharap dan menyarankan jika Instansi terkait limbah di sungai, ingin membuat percontohan hendaknya sungai Cimahi menjadi percontohan.
Sarannya ia sampaikan Rabu (11/12) pada Diseminasi Teknologi Pengolahan Limbah Industri Tekstil Wilayah sungai Cimahi di Hotel Aston Pasteur Bandung.
Acara ini merupakan tindak lanjut dari 2 acara sebelumnya, Rapat Pembahasan Pilot Project Penangan Pencemaran Limbah Industri anak Sungai Cimahi di Kota Baru Padalarang dan di kantor Perindustrian Jakarta.
Dari kedua kegiatan itu, Litbang Kementerian Perindustrian menginginkan membuat percontohan atau sungai percontohan yang dialiri limbah industri.
Karena itu, Dansektor 21 menyarankan untuk hal itu di Kota Cimahi saja yang berdiri 30 pabrik dengan membuang limbah industrinya ke sungai Cimahi.
“Catatan ke 30 pabrik di Cimahi ada di tangan kami dan mereka sudah mengolah limbah sesuai baku yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,” tegas Dansektor 21.
Semrntara, katanya, petugas IPAL di setiap industri itu memiliki keahliannya secara otodidak, belun tersentuh oleh pelatihan yang diadakan instansi pemerintah.
Akibatnya, kondisi IPAL di pabriknya begitu-begitu juga. Namun jika mereka itu sudah tersentuh pelatihan dan mendapat sertifikat yakin dalam pengolahan IPALnya akan lebih baik.
Masalah ini juga, kata Dansektor 21, bersangkutan dengan pengolahan IPAL dan perijinan industri. “Ini perlu dilakukan untuk mengetahui industri yang memiliki ijin dan tidak.
Dalam hubungan ini, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang merupakan instansi teknis di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) penelitian dan pengembangan dengan visi menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk Litbang Teknologi dan layanan teknis di bidang industri hijau.
Di lain pihak, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Mochamad Roni mengemukakan, dalam percepatan pengendalian daerah aliran sungai Citarum harus ada efisiensi industri bersih.
Kemudian dalam hubungan dengan sungai-sungai Cimahi sebagai pilot project bersama sertifikasi operator IPAL, semua akan dibahas. Sedangkan industri sendiri sudah sepakat efisiensi perusahaan dan produksi bersih.
Sertifikatnya sendiri akan diperoleh dari Badan Akreditasi akan disusun pula siapa saja yang terlibatnya dengan skema yang mudah dan murah serta diharapkan segera terlaksana.**
Elly