KOTIM,– Di SPBU jalan Cilik Riwut, Plantaran Kotim, diduga plangsir-plangsir solar menjamur berbaris di ruas jalan Cilik Riwut, Kamis (10/3/2023). Terpantau kendaraan umum pun susah untuk lewat karena terjadi kemacetan akibat antrean plangsir yang menanti giliran mengisi solar.
Seorang sopir yang tidak mau disebutkan namanya menyesalkan kondisi kemacetan tersebut.
“Mengisi bahan bakar solar itu bayar parkir Rp20 ribu. Tapi kalau mau cepat bisa bayar sampai Rp150 ribu. Tapi ya gimana mau cepat, satu orang bisa bawa kendaraan sampai lima buah, dan uang parkirnya mencapai Rp200 ribu,” katanya.
Kondisi ini, tambah sopir tersebut, jelas sangat menguntungkan bagi yang mengatur parkir, khsusnya giliran pengisian solar.
“Mereka mencari untung dengan memanfaatkan jalanan umum, tapi tidak mikiran keselamatan pengguna jalan yang hilir mudik melintas di jalan itu. Aktifitas ini sangat mengganggu ketertiban pengguna jalan,” ujarnya.
Ironisnya, kata dia, mereka mengisi solar untuk dijual kembali kepada pengumpul. Cara demikian, imbuhnya, sangat tidak etis karena caranya mengambil jalan hak orang banyak dengan tidak memikirkan keselamatan orang, termasuk kanan kiri jalan penuh ditempati parkir roda empat beraneka ragam kendaraan.
“Kegiatan diduga ilegal ini sudah lama berjalan. Namun tidak ada tindakan dari aparat hukum. Istilahnya ini pembiaran. Secara umum masyarakat mau ngisi BBM kesusahan karena wadah SPBO dipenuhi plangsir,” katanya.
Menurutnya, kini seolah SPBO dikuasai oleh para pelangsir. Namun untuk umum diabaikan, bahkan sulit saat masuk untuk mengisi BBM.
“Ini saking maraknya para pelangsir ilegal yang dikondisikan tukang parkir. Anehnya, APH pun tidak bisa menertibkan. Padahal disamping ada satuan kepolisian atau Pospol Plantaran Kotim. Ini sangat lucu,” tandasnya. (Sry)