SOLOKANJERUK – Satgas Citarum Harum Sektor 21 dan Sektor 5 menerima Mahasiswa KKN Tematik Citarum Pentahelix dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Cibiru di Kantor Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Senin (15/7/19).
Penerimaan mahasiswa KKN diterima langsung oleh kedua Dansektor, yakni Kol Inf Yusep Sudrajat dan Kol Inf Sumarno. Sebanyak 302 mahasiswa UPI Cibiru akan dibagi ditempatkan di dua sektor, 5 dan Sektor 21.
Untuk mahasiswa yang melaksanakan KKN di Sektor 21 ditempatkan di wilayah Subsektor 21-17 Solokanjeruk dan Subsektor 21-9 Ciparay.
Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat berharap dengan keterlibatan mahasiswa melalui kegiatan KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix dapat memberikan sumbangsih percepatan pengendalian pencemaran DAS Citarum dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
“Saya berharap dengan keterlibatan akademis melalui KKN tematik para mahasiswa dapat mempercepat target penyelesaian program citarum,” harap Dansektor 21.
“Target program citarum kan selama 7 tahun, siapa tahu dengan diterjunkannya mahasiswa bisa selesai kurang dari waktu yang ditargetkan,” pungkas Kolonel Yusep mengakhiri sambutannya.
Ditempat yang sama, Dansektor 5 Kol Inf Sumarno menyambut baik program KKN Tematik mahasiswa dari Kampus UPI Cibiru.
“Mereka selama 40 hari akan bekerjasama dengan satgas dan masyarakat untuk saling sinergi membantu menyelesaikan permasalahan dan persoalan yang ada di sektor masing masing, baik sektor 5 dan sektor 21,” ujarnya.
“Setiap hari kita bisa saling sinergi, kerjasama, mudah mudahan kedepan kita bisa sukses dan bersama sama untuk menyelamatkan sungai citarum ini,” pungkasnya.
Sementara, Direktur UPI Kampus Cibiru, Dr. Asep Herry Hernawan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dharma (pengabdian) dari para mahasiswa, selama 40 hari nantinya mahasiswa akan dibagi beberapa kelompok dan melakukan penyuluhan di lingkungan sekolah dan masyarakat.
“Intinya keterlibatan mahasiswa melalui kkn tematik ini dapat membantu mensukseskan program citarum harum, membantu dalam merubah mindset (pola pikir) masyarakat terhadap lingkungan,” ujarnya.
Selain melakukan penyuluhan, kata Asep, mahasiswa juga akan melakukan kegiatan bersama masyarakat juga pelatihan pelatihan melalui program yang dibawa tiap kelompok. Serta akan melaksanakan program kolaborasi bersama satgas sektor citarum.
“Misalnya kerja dengan masyarakat, melaksanakan pelatihan pelatihan bagaimana cara memanfaatkan sampah atau menempatkan sampah pada tempatnya,” tuturnya.
Melalui KKN ini, lanjut Asep, meskipun sebagai bagian pengabdian terhadap masyarakat, nantinya pengabdian ini menjadi bagian dari penilaian untuk mahasiswa. “Karena KKN kan harus ada nilainya, kalo tidak kan tidak bisa ikut ujian akhir,” ungkapnya.
“Feedback nya ya seperti itu, tidak ada nilai yang bersifat material,” pungkasnya.(Elly)