Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat didampingi pejabat Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Yayat Yuliana dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Jawa Barat, Joko serta Kepala Desa Padamukti, Undang Ruaman meninjau sodetan sungai (oxbow) di Kp. Patrol Desa Padamukti Kec. Solokanjeruk, Kamis (13/8).
Panjang oxbow sekitar 1 km dengan lebar antara 12-20 meter. Kiri kanannya yang sudah dibangun rumah-rumah liar, termasuk juga ada madrasah, juga akan dibereskan, yang nanti akan jadi fasilitas umum.
20 tahun lalu, pembuatan oxbow ini dimaksudkan untuk meluruskan kondisi sungai yang berbelit-belit, namun hingga kini oxbow menjadi banyak tumpukan sampah dan banyak yang sudah tertimbun, lalu dibangun bangunan-bangunan rumah liar, sehingga warga setempat sering terkena banjir.
buy dapoxetine online http://dentalhacks.com/wp-content/themes/dentalhacks/images/png/dapoxetine.html no prescription
Yusep menjelaskan dengan program Citarum Harum, oxbow tersebut akan dikembalikan ke fungsi semula sebagai resistensi (resapan) air sehingga ketika musim hujan tidak menimbulkan banjir di desa Padamukti.
Di tempat ini juga, katanya, akan dibangun pula sarana edukasi masyarakat seperti area ini dijadikan danau buatan yang nantinya ditanami ikan hingga jadi penghasilan masyarakat.
Selain itu, katanya pula, di area ini dibangun taman-taman dan area penghijauan.
“Satgas Citarum Harum Sektor 21 bersama BBWS dan DJKN Jabar sudah memiliki programnya. Minggu depan kita akan turunkan alat-alat berat srperti Bekho dan dumtruck untuk mulai menata,” ucap Dansektor.
Yusep berencana akan bertatap muka secara persuasif dengan warga yang membangun rumah-rumah tanpa ijin di sekitar oxbow, dengan harapan mereka menyadari kekeliruannya.
Yayat Yuliana SE, MM, PPK Ops.SDA 1 BBWS Citarum, menjelaskan, di sekitar sungai Citarik ini ada beberapa oxbow yang termasuk sungai mati yang pada era tahun 1990 sungai ini masih aktif.
“Baru tahun 2000an sungai itu diluruskan menjadi sungai Citarik. Di era 2000an hingga kini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Itulah yang dikhawatirkan,” ucap Yayat Yuliana.
Ia menyebutkan, BBWS Citarum dan DJKN Jawa Barat di bawah Kementerian Keuangan mau menjadikan pilot proyek pemanfaatan sungai bekas ini akan dijadikan percontohan nasional.
“BBWS Citarum merasa terbantu dengan adanya Citarum Harum. Kita bekerjasama dengan konsep Dansektor 21 untuk membenahi dan menata beberapa oxbow yang masih bisa diselamatkan karena berdasarkan pengalaman semua itu bisa diselamatkan dan kolaborasi dengan semua unsur terutama dengan masyarakat sekitarnya hingga Karang Taruna pun konsern dan pengelolaannya pun mungkin akan diserahkan kepada mereka,” Lanjut Yayat.
Mengenai masyarakat yang membangun rumah di tanah negara, Yayat yakin TNI bersama dengan RT, RW, Desa dan Kecamatan tidak akan mengalami kesulitan.*
Elly