Oleh: Eti Marliati, SPD
Pada tanggal 26 September selalu diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia.
dengan diperingatinya hari kontrasepsi Dunia, Semoga dapat meningkatkan kesadaran akan penggunaan kontrasepsi & memberikan pilihan untuk Pasangan Usia Subur  dalam meningkatkan kesehatan reproduksi, meningkatkan pengetahuan tentang metode pengendalian kelahiran yang tersedia bagi perempuan dan pasangannya, sehingga memungkinkan mereka menyiapkan dan merencanakan kehamilan, serta juga mendorong pendidikan kesehatan reproduksi yang lebih baik.
Layanan Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, bebas dari paksaan / tdk Menghalangi, merupakan komponen hak atas kesehatan, karena realisasi hak perempuan atas kesetaraan dan non-diskriminasi, hak hidup, hak kesehatan seksual, dan reproduksi dan hak asasi manusia lainnya.
Setiap perempuan dan remaja putri berhak mengakses layanan kontrasepsi dan KB, informasi dan pendidikan remaja menjadi prasyarat penentu dalam memetik bonus demografi, bila masih ada yang kawin muda, putus sekolah atau hamil berulang, hamil terlalu muda, hamil terlalu banyak, pastilah stunting tinggi. Disinilah peran keluarga berencana, bagaimana merencanakan keluarga, jarak kelahiran direncanakan sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, tidak ada anak yang tidak diinginkan.
Inilah kunci bagaimana hubungan keluarga berencana yang didalamnya ada kontrasepsi menjadi penentu adanya stunting, kemudian menentukan generasi emas di masa depan, Anak yang stunting (gagal tumbuh) bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas di usia produktif.
Kontrasepsi ini harus mendapatkan keamanan dan kenyamanan bagi para Akseptor. Penggunaan alat kontrasepsi itu sangat penting dan Cegah stunting itu penting (karena Stunting menjadi ancaman cukup serius bagi anak-anak Indonesia) ini adalah bentuk investasi untuk generasi kita kedepan, Adanya peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia berfungsi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi.
Selain itu, peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia juga bertujuan untuk meningkatkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual.
Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan mencegah Stunting.
Di masyarakat Indonesia masih banyak golongan yang belum mengerti pentingnya penggunaan alat kontrasepsi bisa mencegah Stunting.
Menghindari kasus kehamilan yang tidak diinginkan
Di Indonesia sendiri, angka kasus kehamilan yang tidak diinginkan masih cukup banyak, dikarenakan melahirkan terlalu muda menandakan bahwa hal tersebut sering terjadi di masyarakat. Padahal, dari kasus kehamilan yang tidak diinginkan bisa berdampak pada kesehatan ibu, khususnya jika terjadi tindakan aborsi.
Terdapat tiga determinan yang dapat mempengaruhi kejadian stunting. Tiga determinan tersebut diantaranya adalah asupan protein kepada bayi, riwayat penyakit diare bayi, dan usia melahirkanyang terlalu muda.
BKKBN selalu mensosialisasikan 4T yaitu melahirkan Terlalu Muda, Terlalu Banyak (anak), Terlalu Rapat (jarak kelahiran) dan Terlalu Tua.
Pencapaian kesehatan reproduksi melalui pendekatan 4T ini selalu disosialisasikan oleh pemerintah bersama dengan BKKBN, untuk menciptakan penduduk berkualitas dalam program Kampung KB. Terlalu Muda misalnya ibu hamil pertama usia kurang dari 21 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal. Terlalu Tua misalnya ibu hamil pertama pada usia kurang lebih 35 tahun dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya. Terlalu Rapat yang dimaksud di sini jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya kurang dari 2 tahun yang menyebabkan dapat menghambat proses persalinan seperti gangguan kekuatan kontraksi, kelainan letak, dan posisi janin.
Terlalu Banyak Anak misalnya ibu pernah hamil dan melahirkan lebih dari 2 kali yang menyebabkan dapat menghambat proses persalinan, seperti gangguan kontraksi, kelainan letak dan posisi janin, dan perdarahan pasca persalinan.
Maka dari itu, disarankan menggunakan alat kontrasepsi yang bisa menjadi solusi untuk mengatur jarak kelahiran. Penggunaan alat kontrasepsi juga berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga
Kontrasepsi berfungsi untuk menjaga jarak kehamilan, karena terlalu sering melahirkan merupakan salah 1 faktor terjadinya stunting dan alat kontrasepsi juga berguna untuk mengurangi risiko kematian ibu dan bayi.
Jarak dan stunting itu menjadi satu sebab akibat. Mereka yang pengaturan jaraknya bagus / jarak antara hamil dan melahirkan atau melahirkan dengan melahirkan yang jaraknya lebih dari 3 tahun terbukti tidak stunting. Berbeda halnya dengan jaraknya yang kurang dari 2 tahun, hampir dua kali lipat kejadian stuntingnya.
Inilah makanya jarak antara kehamilan dan kehamilan berikutnya atau kelahiran dengan kelahiran berikutnya sangat berpengaruh pada kejadian stunting,
Tidak hanya itu, mengatur jarak atau jumlah kelahiran anak juga sebagai upaya untuk menunjukkan kualitas keluarga, khususnya pada sektor ekonomi.
Membantu tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak dapat dibantu dengan perencanaan kehamilan yang baik. Maksudnya, dengan perencanaan kehamilan yang baik anak bisa mendapatkan kasih sayang dan perhatian baik gizi maupun kesehatanya lebih banyak dari kedua orangtuanya. Yang harus dilakukan orang tua selama 1.000 HPK yaitu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal empat kali selama kehamilan.
Ibu juga dapat memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif yang lebih maksimal kepada buah hatinya, karena gizi yang terkandung dalam ASI sangat bagus untuk daya tahan tubuh/ kekebalan tubuh.
Cegah Sunting dg menggunakan Alat Kontrasepsi dan ingat 4TÂ melahirkan Terlalu Muda, Terlalu Banyak (anak), Terlalu Rapat (jarak kelahiran) dan Terlalu Tua. Berencana itu Kereen !!!
Penulis adalah Penyuluh KB Ahli Madya, Kabupaten Bandung BKKBN Provinsi Jawa Barat