KABUPATEN BANDUNG,- Korban jiwa akibat minuman keras (miras) oplosan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat bertambah menjadi 18 orang.
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka, Kab. Bandung tempat dimana sejumlah korban dirawat menyebutkan, 18 orang korban tewas awalnya memperlihatkan gejala awal yang sama.
“Ya benar. Sudah kita sampaikan, total (korban) yang meninggal ada 18 orang,” kata Direktur Utama RSUD Cicalengka Yani Sumpena, Senin 9 April 2018.
Dari 18 orang korban meninggal itu, satu di antaranya meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Cicalengka.
Berdasarkan data di RSUD Cicalengka, jumlah korban total diduga akibat miras oplosan mencapai 41 orang. Sebanyak 17 orang diantaranya masih menjalani perawatan. Satu orang yang dirawat itu diantaranya dalam kondisi kritis.
“Sembilan orang berada di IGD dan delapan orang dirawat inap. Sementara sisanya bisa pulang, satu orang dirujuk ke RSUP Hasan Sadikin Bandung,” tambahnya.
Seluruh pasien tersebut datang ke RSUD karena mempunyai masalah yang sama. Yakni, gejala keracunan akibat meminum sesuatu. Mulanya, korban mengalami keluhan pusing, mual, kehilangan kesadaran serta muntah.
Begitu masuk, pasien ditangani dengan SOP (standar operasional prosedur). Kita lakukan pemeriksaan dengan membilas lambung. Kalau muntah, muntahannya kita tampung, darahnya dibuat sampel,” jelas dia.
Kandungan dalam darah dan muntahan pasien, kata dia, akan dibawa ke laboratorium. Hasil pemeriksaannya bisa didapat sehari sampai dua hari.
“Bagian tubuh tidak terlihat rusak. Dari sisi saluran pencernaan yang ada pendarahan, tapi dari luar enggak kelihatan. Kalau muntahan darah di saluran pencernaaannya ada iritasi,” kata Yani.
Sementara itu Kapolres Bandung AKBP Indra Hermawan menuturkan, korban miras oplosan itu sudah berdatangan ke rumah sakit sejak Kamis (5/4/2018). Para korban mengalami muntah-muntah dan pandangan tidak jelas.
Pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi dan menutup kios yang dijadikan tempat penjualan minuman keras di Jalan By Pass Bandung-Garut.
Dia juga menyampaikan, kepolisian berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dalam mencari tahu penyebab kematian korban tersebut. Termasuk dugaan akibat minuman keras oplosan, kata dia, masih terus didalami dengan memeriksa penjual berikut komposisi dalam minuman keras oplosan tersebut.
“Dari sisi medis kami masih menunggu untuk mengetahui penyebab kematian korban,” katanya.
Yans