SUMEDANG,- Anggota DPRD Kabupaten Sumedang dari Fraksi Partai Golkar, Asep Kurnia menyikapi lambatnya penanganan yang dilakukan pihak Satuan Kerja (Satker) Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Pemerintah Kabupaten Sumedang terkait masalah banjir yang diduga dampak dari pembangunan Tol Cisumdawu di Kecamatan Jatinangor.
Akur — sapaan karib Asep Kurnia — meminta pimpinan DPRD memanggil Satker Tol Cisumdawu untuk menggelar rapat kerja terkait banjir, dan langkah-langkah yang diambil dan dikerjakan oleh pihak Satker Tol.
“Kita tidak bisa terus membiarkan masyarakat dihantui kekhawatiran terkait adanya banjir yang berulang atau banjir susulan. Sementara musim hujan masih akan terus berlangsung sampai Januari 2022 mungkin sampai Maret. Artinya, harus ada penanganan yang cepat terkait masalah yang ditimbulkan akibat pembangunan proyek nasional tersebut,” ujarnya, di Jatinangor, Sambtu (8/1/2022).
“Sampai dengan hari ini kan masyarakat juga menunggu ya langkah konkrit yang dilakukan setelah banjir besar kemarin. Bahkan hari kemarin juga terjadi lagi banjir. Upaya anggota DPRD Dapil 5 sebenarnya sudah melakukan pemantauan ke lokasi penyebab banjir, bersama Sekda dan Satker Tol. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan nyata,” tambah Akur.
Menurut dia, rapat kerja itu penting untuk dapat mengetahui langkah-langkah yang diambil dan dikerjakan pasca banjir.
“Langkah kelembagaan yang diambil, DPRD harus bersikap tegas juga harus dilakukan sejauh mana tanggungjawab para pihak terkait untuk bisa menyelesaikan persoalan persoalan yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur kawasan Jatinangor pada Jumat 7 Januari 2022 sekitar jam 14.00 sampai 16.00 menyebabkan tembok masjid dan MTS Al Falah, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor jebol. Akibatnya air masuk ke dalam masjid dan menyebabkan karpet serta Al-Quran basah.
“Air wilayah RW 07 Desa Cileles diterjang banjir kiriman dari Tol Cisumdawu dari Desa Cilayung. Pesawahan, lapang, Masjid, MTS dan pemukiman warga direndam air,” kata Kades Cileles, Duduy Abdul Khalik.
Menurutnya, anggota DPRD Sumedang, muspika dan Satker Tol sempat datang ke lokasi proyek dimana air masuk ke drainase dan jebol ke pemukiman warga. Namun, sampai saat ini belum juga ada perbaikan.
buy clomiphene online https://www.childhealthonline.org/files/file/clomiphene.html no prescription
Banjir serupa terjadi di RW 01, 02 dan RW 03 Desa Cipacing, Sungai Cibeusi meluap yang mengakibatkan tembok penahan tebing di bantaran sungai jebol dan air nya masuk ke mesjid.
“Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, namun lebih parah yang kejadian 24 Desember lalu. Sebagian warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman, sementara yang lain siap siaga,” kata Kades Cipacing, Hj. Dedeh Juariyah.
Tak hanya di Desa Cileles dan Cipacing, banjir akibat luapan sungai Cikeruh juga menimpa warga Desa Cikeruh terutama di Dusun Cikeruh Lio RW 07 dan 08. Air sampai menutup akses jalan Kabupaten di jembatan Taraju perbatasan Desa Cikeruh dan Sayang. (abas)