BANYUMAS,- Masalah sampah di Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menjadi fenomena tersendiri. Bahkan, jika tidak ditata dengan tepat, sampah di pedesaan dinilai akan menjadi bumerang tersendiri bagi masyarakatnya, seperti terjadinya banjir dan musibah lainnya.
Maka, sebagai salah satu upaya pengendalian sampah di Desa Dermaji, banyak pegiat atau pemerhati lingkungan melakukan inovasi. Di antaranya Septiah, pegiat Bank Sampah Rahayu di Grumbul Gempol Rt 06 Rw 01 Desa Dermaji Kecamatan Lumbir.
Septiah mengaku dirinya telah menggeluti pengelolaan bank sampah tergolong baru, yakni dari 17 Juli 2018.
Kendati demikian, ibu satu anak ini semangatnya patut dijadikan contoh. Ia tak pernah lelah mengkampanyekan dan memberikan sosialisasi ke masyarakat tentang pengelolaan bank sampah, bahwa sebenarnya sampah dapat membawa kesejahteraan asal mau mengolahnya.
“Bagi masyarakat yang mengikuti program ini, saya yakin bisa mendapat berkah. Misalnya yang sudah berjalan, uang hasil penjualan sampah oleh warga setiap minggunya disimpan atau ditabung, selanjutnya akan diserahkan satu tahun sekali,” jelas Septiah.
Dikatakan, hasil inilah yang digunakan masyarakat untuk kas RT atau ntuk kebutuhan tahunan atau lainnya .
“Bank sampah merupakan suatu tempat untuk mengumpulkan bermacam jenis sampah yang telah dipilah sebagai bahan olahan produk. Sampah kemudian disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan, hingga berbagai olahan dari sampah pun memulai tercipta,” jelasnya.
Septiah mengimbau masyarakat bisa lebih cerdas dalam pemanfaatan sampah, seperti salah satunya membuat eco brick yaitu dengan memasukan sampah kedalam botol plastik hingga padat yang kumpulan botolnya dapat dibuat kursi atau meja.
“Mulailah dari sekarang, cerdas dalam mengelola sampah karena sampah dapat dijadikan sesuatu yang bernilai,” ujarnya.
Septiah juga berharap memiliki lahan khusus untuk tempat menampung sampah, mengingat saat ini masih menumpang di lingkungan RT, dan tentunya tempatnya pun kurang nyaman untuk memilah.
“Saya sangat berkeinginan untuk mengadakan pelatihan kader bank sampah tingkat desa agar mengetahui inovasi pengolahan sampah, pemilahan pemanfaatan barang bekas dan lain sebagainya. Yang jelas, pelatihan ini bukan hanya sampah untuk didaur ulang saja, tetapi bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan,” pungkasnya.
Tris