BANDUNG, — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bandung memberikan bantuan kepada panti asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Bantuan yang diberikan ini berupa sokongan anggaran untuk operasional. Saat ini ada 28 panti asuhan yang memperoleh bantuan.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini kebutuhan tidak hanya seputar bahan pangan saja. Namun, juga diperlukan dorongan materil untuk keberlangsungan panti asuhan.
“Mudah-mudahan dari sisi jumlah nominalnya tidak besar, yang terpenting ini sebagai bukti bahwa Baznas Kota Bandung sebagai instrumen penitipan zakat memberikan kepedulian kepada anak-anak panti,” ucap Oded usai pemberian bantuan secara simbolis di Panti Asuhan Al-Hilal, Jalan Peta, Kota Bandung, Rabu (26/08/2020).
Oded mengatakan, selain Pemkot Bandung, keberadaan panti asuhan harus mendapat perhatian bagi seluruh elemen masyarakat. Sehingga sumbangan zakat dan sodaqoh ASN kepada Baznas yang setiap tahunnya tak kurang dari Rp2 miliar ini harus menyentuh panti asuhan.
Terlebih, sambung Oded, anak-anak di panti asuhan ini juga memiliki potensi sebagai generasi penerus pembangunan di Kota Bandung. Oleh karenanya, harapan anak-anak ini harus tetap terjaga dan didukung.
“Saya mengimbau kepada warga Kota Bandung yang mendapatkan kesempatan amanah dititipi rezeki yang lebih untuk ikut membantu masyarakat yang perlu membutuhkan,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Ketua Baznas Kota Bandung, Herry Kusaery mengatakan, pihaknya memberikan bantuan sebesar Rp5 juta per bulan. Setiap panti akan mendapatkan sumbangan ini selama tiga bulan ke depan.
Herry memaparkan, di tahap pertama ini bantuan disalurkan kepada 28 panti asuhan. Selanjutnya akan diinventarisir kembali persyaratan dan kebutuhan untuk panti lainnya dengan target menjangkau 52 panti asuhan anak.
“Total Rp420 juta untuk lembaga kesejahteraan sosial anak. Target kita ada 52 panti. Insyaallah minggu depan jumlahnya Rp780 juta,” ungkap Herry.
Sedangkan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Setda Kota Bandung, Medi Mahendra menuturkan, panti asuhan menjadi bagian yang ikut terdampak oleh pandmi Covid-19. Hal itu seiring menurunnya sektor ekonomi masyarakat.
“Dalam kondisi pandemi covid-19 beberapa panti sosial di Kota Bandung mengalami kondisi yang sulilt, karena daya beli masyarakat berkurang atau ada juga aktivitas ekonomi yang terhenti. Makanya tidak terlampau banyak yang memberikan sumbangan kepada panti. Padahal mereka tetap harus mendapatkan perhatian,” papar Medi.
Medi mengungkapkan selama ini bantuan di tengah pandemi Covid-19 notabene berbentuk natura atau barang-barang kebutuhan. Sedangkan biaya operasional panti asuhan pun ikut terseok-seok diterpa pandemi virus corona.
“Karena memang selama ini banyak bantuan dalam bentuk sembako. Justru yang jadi persoalan selama pandemi itu rekening listrik tidak bisa terbayar. Kemudian rekening air juga dan operasional pengurus panti yang notabene harus memenuhi kebutuhan ATK dan operasional aktivitas,” katanya. **