SUMEDANG,– Sepanjang Tahun 2021, investasi di Kabupaten Sumedang menembus Rp. 4,2 triliun atau meningkat sebesar 380% dari Tahun 2020 yang jumlahnya Rp1,1 triliun.
Angka tersebut melewati target Indeks Kinerja Utama (IKU) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kabupaten Sumedang Tahun 2021 sebesar Rp.1,6 triliun atau terealisasi 266 % dari IKU.
“Ini sinyal penting yang menunjukkan bahwa level kepercayaan terhadap Sumedang masih tinggi. Investor masih melihat bahwa Sumedang is good for business and investment. Saya percaya ini menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Sumedang pasca pandemi,” kata Bupati Sumedang.
Mengacu pada Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Tahun 2021 yang dirilis DPMTSP Kabupaten Sumedang, capaian investasi sebesar Rp. 4,2 triliun tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 4,1 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp. 79,6 miliar.
“Dari angka tersebut, Sektor Tersier mendominasi yakni sebesar Rp. 4,1 triliun atau 95,5 % dari total investasi. Sedangkan Sektor Primen hanya Rp. 6,19 miliar lebih atau 0,15 % dan Sektor Sekunder Rp. 141,17 miliar lebih atau 3,32 %,” ucapnya.
Dilihat dari instrumen 24 sektor, lanjut Bupati, Konstruksi menempati urutan pertama dengan capaian Rp. 3,92 triliun atau 92,37 % dari total investasi, disusul listrik, gas dan air sebesar Rp. 155,2 miliar (3,65 %), industri tekstil Rp. 63,4 miliar (1,49 %), industri makanan Rp. 62,2 miliar (1,46 %) dan sektor-sektor lainnya yang rata-rata di bawah 5 %.
“Kami berharap investasi sektor industri ini, selain berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di masing-masing daerah, juga mampu menggerakkan sektor industri kecil di daerah-daerah yang menjadi tujuan investasi tersebut,” tuturnya.
Untuk mendorong investasi di sektor industri, beberapa program sedang didorong oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang antara lain program pemanfaatan tanah eks HGU di kawasan industri Buahdua Ujungjaya Tomo (Butom), rencana pembuatan Perda Omnibus Law tentang perizinan dan investasi serta program insentif fiskal dan nonfiskal.
“Untuk menjaga iklim usaha yang kondusif, Pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi penanaman investasi, termasuk di sektor industri. Kami mendorong para pelaku industri untuk memanfaatkan insentif-insentif tersebut semaksimal mungkin,” ujar Bupati.
Akselerasi peningkatan investasi di sektor industri juga ditempuh melalui penyediaan kawasan industri, yaitu dengan pemanfaatan tanah eks HGU di kawasan industri Buahdua Ujungjaya Tomo (Butom).
“Pada awal Februari kemarin, kami kedatangan investor yakni Direktur Utama PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers dengan nilai investasi Rp. 43 milliar dan serapan tenaga kerja lokal 200 – 300 orang,” ujar bupati. (bas)